
Gejala Gangguan Ginjal pada Anak yang Terlihat di Pagi Hari
Anak-anak sering kali tidak mampu menyampaikan keluhan mereka secara jelas, terutama ketika mengalami gangguan kesehatan. Namun, beberapa gejala kecil yang muncul di pagi hari bisa menjadi indikasi awal adanya masalah pada ginjal. Dengan mengenali gejala-gejala ini, orangtua dapat segera mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah kondisi semakin memburuk.
Berikut adalah beberapa gejala umum gangguan ginjal pada anak yang sering muncul di pagi hari:
1. Wajah Bengkak, Khususnya di Sekitar Mata (Edema Periorbital)
Salah satu tanda pertama gangguan ginjal pada anak adalah pembengkakan wajah, terutama di area sekitar mata. Pembengkakan ini disebut edema periorbital. Saat anak tidur dalam posisi mendatar, cairan yang tertahan dalam tubuh cenderung berkumpul di bagian wajah, sehingga lebih mudah dilihat saat bangun pagi.
Pada sindrom nefrotik, pembengkakan di kelopak mata sering menjadi tanda awal gangguan ginjal. Jika ginjal tidak bekerja dengan optimal, ia gagal menahan protein dalam darah. Akibatnya, protein bocor ke urin dan menyebabkan penurunan tekanan osmotik darah, sehingga cairan lebih mudah menumpuk di jaringan sekitar.
2. Kelopak Mata Tampak Bengkak Setiap Bangun Tidur
Kelopak mata adalah bagian tubuh yang tipis dan longgar, sehingga menjadi tempat yang rentan bagi cairan untuk berkumpul. Ketika anak tidur, cairan tersebut terdorong ke jaringan lunak wajah dan mata, menyebabkan kelopak mata tampak bengkak setelah bangun.
Fenomena ini sering dikaitkan dengan retensi cairan akibat gangguan fungsi ginjal dalam mengatur keseimbangan natrium dan air. Jika pembengkakan ini konsisten muncul di pagi hari dan tidak hilang setelah beberapa waktu atau aktivitas, sebaiknya segera dicek oleh dokter spesialis anak atau ginjal.
3. Sering Pipis Malam Hari (Nokturia) atau Justru Jarang Pipis
Gangguan fungsi ginjal dapat memengaruhi kemampuan ginjal dalam mengkonsentrasikan urin. Jika konsentrasi urin terganggu, anak berpotensi mengalami buang air kecil lebih sering di malam hari, yang disebut nokturia.
Sebaliknya, jika fungsi ginjal sangat terganggu, frekuensi buang air kecil bisa menurun (oliguria). Dalam kasus yang parah, produksi urin bisa sangat sedikit. Jika anak mulai sering terbangun karena ingin pipis atau justru sangat jarang buang air kecil, orangtua sebaiknya mencatat pola ini dan berkonsultasi dengan dokter.
4. Urin Tampak Berbuih atau “Berpusat” (Foamy Urine)
Urin yang berbuih atau berbusa merupakan tanda adanya protein (albumin) yang bocor ke urin, yang disebut proteinuria. Pada kondisi ginjal yang rusak, lapisan penyaring (glomerulus) kehilangan integritasnya, sehingga protein yang seharusnya tertahan di darah ikut terbawa ke urin.
Efek ini akan menghasilkan permukaan urin yang berbusa ketika dipipiskan. Jika urin anak sering berbusa, terutama saat bangun pagi, bisa menjadi sinyal penting adanya gangguan ginjal. Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan urinalisis untuk memeriksa kadar protein dan unsur lainnya.
5. Badan Lemas atau Tidak Segar Meskipun Tidur Cukup
Kondisi ginjal yang terganggu sering menyebabkan akumulasi zat sisa dalam tubuh. Akibatnya, anak bisa merasa lemas, lesu, atau tidak fit meskipun jam tidurnya sudah cukup. Gejala ini sering tercantum sebagai bagian dari sindrom nefrotik atau gangguan ginjal umumnya.
Selain itu, hilangnya protein darah juga dapat memengaruhi status gizi dan fungsi sel tubuh, sehingga energi anak berkurang. Jika anak secara konsisten mengeluh lesu, kurang semangat, atau tidak bugar sejak pagi meskipun tidurnya nyenyak, ini bisa menjadi alarm penting untuk mengecek fungsi ginjal atau gangguan sistem lainnya.
Dengan memperhatikan gejala-gejala di atas, orangtua dapat lebih waspada terhadap kesehatan anak. Jika tanda-tanda ini muncul secara konsisten, segera konsultasikan dengan dokter agar bisa dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!