
Krisis Kesehatan yang Mengancam: Obesitas di Indonesia
Indonesia kini menghadapi tantangan kesehatan yang serius, yaitu tingginya angka obesitas. Diperkirakan satu dari empat orang dewasa (23,4%) mengalami kondisi ini. Angka ini tidak hanya menjadi ancaman kesehatan, tetapi juga menimbulkan beban ekonomi yang signifikan. Biaya yang dikeluarkan mencapai lebih dari Rp24 triliun per tahun akibat meningkatnya penggunaan layanan kesehatan dan penurunan produktivitas masyarakat.
Kondisi ini menjadi fokus utama dalam forum nasional “Bahas Tuntas Obesitas, Kolaborasi Hadir Membawa Harapan”. Forum ini mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas pentingnya inovasi, regulasi, dan kolaborasi dalam menghadapi epidemi obesitas di Tanah Air.
Obesitas sebagai Pintu Masuk Penyakit Tidak Menular
Secara global, lebih dari 890 juta orang dewasa hidup dengan obesitas, sementara 2,5 miliar mengalami kelebihan berat badan. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, hingga gangguan pernapasan. Penyakit-penyakit ini bertanggung jawab atas 75% kematian di dunia.
Di Indonesia, tren obesitas telah melonjak dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Dampaknya semakin mengkhawatirkan, antara lain: - 19 juta penduduk mengidap diabetes tipe 2 - Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia
Fakta Ilmiah: Obesitas Bukan Sekadar Kurang Disiplin
Mitos bahwa obesitas hanya disebabkan oleh kurangnya disiplin dipatahkan oleh ilmu pengetahuan. Obesitas adalah penyakit kronis yang dipengaruhi jalur hormonal, metabolik, dan neurologis kompleks. Meskipun diet ketat dan olahraga bisa membantu, hal ini tidak cukup tanpa pendekatan medis jangka panjang.
Ahli kesehatan dalam forum menyampaikan bahwa obesitas meningkatkan risiko hipertensi, sleep apnea, kanker, hingga gangguan muskuloskeletal. Oleh karena itu, mereka menegaskan perlunya mengakui obesitas sebagai penyakit kronis yang membutuhkan intervensi berbasis sains.
Langkah Penanganan yang Komprehensif
Untuk merespons krisis ini, pemerintah telah menyusun Pedoman Nasional Pelayanan Klinis (PNPK) Obesitas. Panduan ini menekankan tiga pilar penanganan utama: 1. Perubahan pola makan, aktivitas fisik, dan gaya hidup 2. Terapi farmakologis 3. Pembedahan bariatrik
Dengan panduan berbasis bukti, tenaga medis dapat memberikan perawatan komprehensif dan berkelanjutan sesuai dengan kondisi setiap pasien.
Peran Regulasi dan Inovasi dalam Penanganan Obesitas
Sreerekha Sreenivasan, General Manager Novo Nordisk Indonesia, menegaskan komitmen perusahaan dalam menghadirkan inovasi global terbaru dalam penanganan obesitas. Ia menekankan bahwa obesitas adalah penyakit kronis yang membutuhkan solusi jangka panjang berbasis sains. Tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan tantangan ini sendirian. Diperlukan regulasi yang menjamin keamanan pasien sekaligus membuka ruang bagi inovasi.
Regulasi yang lebih kuat diyakini mampu mempercepat riset dan menghadirkan terapi modern yang aman, sehingga pasien memperoleh manfaat nyata dari ilmu pengetahuan.
Peran Pemerintah Daerah dalam Program Lokal
Forum ini juga menekankan peran pemerintah daerah dalam menerjemahkan kebijakan nasional ke tingkat lokal. Kota-kota besar yang mencatat pertumbuhan obesitas tercepat dinilai memiliki peluang untuk memelopori program edukasi, tata kota ramah aktivitas fisik, serta akses gizi seimbang.
Langkah-langkah nyata ini diharapkan dapat menekan laju obesitas sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Dengan kolaborasi yang kuat dan pendekatan yang berbasis sains, Indonesia dapat menghadapi tantangan obesitas secara efektif dan berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!