
Tren Obesitas yang Mengkhawatirkan di Indonesia
Indonesia kini menghadapi epidemi obesitas yang semakin mengkhawatirkan. Saat ini, hampir satu dari empat orang dewasa (23,4%) terkena dampak kondisi ini. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun lalu, yang mencapai 21%, dan meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Peningkatan ini tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada ekonomi, karena biaya layanan kesehatan dan hilangnya produktivitas mencapai lebih dari Rp24 triliun per tahun.
Secara global, situasi ini juga memprihatinkan. Lebih dari 890 juta orang dewasa hidup dengan obesitas, sementara 2,5 miliar orang mengalami kelebihan berat badan. Obesitas kini dikenal sebagai penyebab utama penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, dan gangguan pernapasan. Penyakit-penyakit ini menyebabkan 75% dari seluruh kematian di dunia, dengan obesitas menjadi salah satu faktor risiko utamanya.
Faktor-Faktor yang Memicu Peningkatan Obesitas
Ahli Gizi dari Fakultas Kedokteran UGM, Digna Niken Purwaningrum, menjelaskan bahwa tren obesitas di Indonesia semakin meningkat pesat. Ia menekankan bahwa meskipun kelebihan makan dan kurang aktivitas fisik merupakan faktor utama, masalahnya tidak sebatas itu. Banyak orang masih menganggap obesitas sebagai akibat dari kurangnya kemauan atau disiplin, padahal kondisi ini adalah penyakit kronis yang melibatkan jalur hormonal, metabolik, dan neurologis yang kompleks.
u201cMekanisme biologis yang mengatur nafsu makan, keseimbangan energi, dan cara tubuh menyimpan lemak membuat obesitas sulit dikendalikan hanya dengan u2018niat kuatu2019. Belum lagi faktor genetik dan lingkungan. Stres juga dapat menyebabkan obesitas karena memicu orang untuk makan saat stres tanpa terkendali,u201d jelasnya.
Dampak Kesehatan dan Ekonomi
Obesitas tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga memberatkan sistem kesehatan nasional. Komplikasi seperti diabetes tipe 2 yang dialami oleh 19 juta penduduk dan penyakit kardiovaskular, yang menjadi penyebab kematian nomor satu di Tanah Air, semakin menambah beban pada layanan kesehatan.
Oleh karena itu, obesitas kini diakui sebagai penyakit kronis, sehingga perlu ditangani dengan pendekatan preventif dan intervensi dini. Berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO), pemerintah Indonesia telah menyusun pedoman klinis seperti Pedoman Nasional Penanganan Kedokteran (PNPK) Obesitas, serta regulasi yang mendukung keamanan dan inovasi dalam pengobatan.
Pendekatan Terpadu dalam Penanganan Obesitas
Pedoman Nasional Pelayanan Klinis (PNPK) Obesitas dirancang untuk memberikan jalur penanganan yang jelas dan berbasis bukti. Dokumen ini mencakup diagnosis, pengobatan, hingga tindak lanjut, sehingga membantu dokter menstandarkan pelayanan dan mengintegrasikan manajemen obesitas secara sistematis dalam praktik medis.
PNPK juga menegaskan tiga pilar utama dalam penanganan obesitas, yaitu: * Perubahan pola makan * Aktivitas fisik * Perubahan gaya hidup
Selain itu, penanganan juga mencakup terapi farmakologis dan pembedahan bariatrik, sehingga perawatan bersifat komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Dengan pendekatan ini, harapan besar diarahkan untuk menurunkan angka obesitas dan mengurangi beban kesehatan masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!