
Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi Baru Lahir
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah salah satu kondisi kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini terjadi ketika struktur jantung tidak berkembang secara normal sejak dalam kandungan. Para ahli menyatakan bahwa berbagai faktor, baik genetik maupun lingkungan, bisa menjadi penyebab utama PJB pada janin.
Dr. Piprim Basarah Yanuarso, seorang dokter spesialis jantung anak dan juga ketua IDAI, menjelaskan bahwa meskipun penyebab pasti PJB belum sepenuhnya diketahui, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan janin lahir dengan kelainan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi genetik, infeksi selama kehamilan, serta gaya hidup ibu hamil.
Faktor Genetik
Menurut dr. Piprim, faktor keturunan memiliki peran penting dalam terjadinya PJB. Jika salah satu orang tua memiliki riwayat PJB, maka risiko anak mengalami kondisi serupa akan lebih tinggi. Selain itu, kelainan kromosom seperti sindrom Down juga sering dikaitkan dengan PJB.
Infeksi pada Ibu Hamil
Selain faktor genetik, infeksi yang dialami oleh ibu selama kehamilan juga dapat memengaruhi perkembangan jantung janin. Misalnya, infeksi rubella (campak Jerman) dikenal sebagai salah satu penyebab utama PJB jika terjadi pada trimester pertama kehamilan. Untuk mencegah hal ini, disarankan agar ibu melakukan vaksinasi sebelum mempersiapkan kehamilan.
Konsumsi Obat dan Zat Tertentu
Ibu hamil yang mengonsumsi obat tanpa pengawasan medis berisiko meningkatkan peluang gangguan perkembangan janin. Beberapa jenis obat antikejang, alkohol, serta paparan zat kimia berbahaya telah terbukti dapat memicu cacat jantung pada bayi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu memperhatikan penggunaan obat dan hindari paparan bahan-bahan berbahaya.
Penyakit Penyerta
Kondisi medis ibu seperti diabetes yang tidak terkontrol dan obesitas juga dilaporkan meningkatkan risiko janin lahir dengan PJB. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pengendalian penyakit kronis sebelum dan selama kehamilan merupakan langkah penting dalam mencegah risiko tersebut.
Usia Ibu
Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi dengan PJB. Hal ini berkaitan dengan peningkatan peluang kelainan kromosom seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, penting bagi ibu yang berusia lanjut untuk memperhatikan kesehatan dan melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan.
Pencegahan dan Deteksi Dini
Dr. Piprim menekankan bahwa pencegahan terbaik adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Deteksi dini melalui USG jantung janin sangat penting agar penanganan dapat dipersiapkan sejak bayi lahir.
Dengan memahami faktor risiko tersebut, para calon orang tua diharapkan lebih waspada dan menerapkan pola hidup sehat sebelum serta selama kehamilan. Langkah preventif ini menjadi upaya penting untuk menurunkan angka bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!