Kesehatan Gigi Indonesia Mengkhawatirkan, 43% Peserta CKG Alami Masalah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kesehatan Gigi Masyarakat Indonesia Masih Memerlukan Perhatian Serius

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa sebanyak 43% dari 30 juta warga yang mengikuti program cek kesehatan gratis (CKG) memiliki masalah kesehatan gigi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan gigi masyarakat Indonesia masih memerlukan perhatian serius dan tindakan yang lebih efektif.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah ia menghadiri acara Bakti Sosial bertajuk “Menuju Indonesia Bebas Karies” di SMPN 3 Parongpong, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat 12 September 2025. Dalam kesempatan itu, ia menyoroti pentingnya perawatan gigi sebagai bagian dari kesehatan umum yang tidak boleh diabaikan.

“Gigi adalah salah satu bagian tubuh yang paling sering mengalami masalah. Dari total 30 juta warga yang ikut CKG, sekitar 43% ditemukan memiliki masalah gigi. Ini menunjukkan bahwa masyarakat kita masih kurang memperhatikan kesehatan gigi,” ujarnya.

Menurut Budi, masalah kesehatan gigi dapat berdampak luas terhadap kesehatan secara keseluruhan. Misalnya, infeksi gigi bisa menyebabkan gangguan pencernaan hingga stunting pada anak-anak. Ia juga menegaskan bahwa perkembangan fisik dan mental anak akan terganggu jika kesehatan giginya tidak terjaga.

Pentingnya Kolaborasi dalam Menangani Masalah Kesehatan Gigi

Budi menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dalam mengatasi masalah ini. Ia menyarankan adanya kolaborasi lintas sektor, seperti pengalaman selama masa pandemi Covid-19. “Ini harus dilakukan bersama-sama oleh seluruh masyarakat. Pendekatannya tidak hanya melalui program, tetapi juga melalui gerakan yang melibatkan semua pihak,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya edukasi tentang cara menyikat gigi yang benar, minimal dua kali sehari, yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Dengan edukasi sejak dini dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kualitas kesehatan gigi masyarakat Indonesia dapat meningkat dan target “Indonesia Bebas Karies” dapat tercapai.

Program Cek Kesehatan Gratis Menjangkau 30 Juta Warga

Hingga saat ini, program CKG telah mencapai sekitar 30 juta warga di berbagai wilayah Indonesia. Kementerian Kesehatan terus memperluas pelaksanaan program ini agar dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Program ini merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan keberlanjutan kesehatan masyarakat di berbagai daerah.

“Pak Presiden memerintahkan kami untuk memastikan jalannya program CKG dengan baik dan memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat,” kata Budi.

Edukasi Kesehatan Gigi kepada Anak-Anak

Dalam acara tersebut, drg. Devya Linda, Sp. BMMF, FI-SID, founder Devya Aesthetic Dental & Implant Center, memberikan edukasi kesehatan gigi kepada seribu siswa SD dan SMP di wilayah Parongpong. Rangkaian kegiatan meliputi sikat gigi massal, penyuluhan, pemeriksaan gratis, serta pengobatan sederhana bagi siswa yang membutuhkan. Selain itu, ia juga menyerahkan bantuan satu dental chair kepada Puskesmas Parongpong.

“Kesehatan gigi yang baik akan membentuk jiwa yang sehat. Anak-anak akan tumbuh percaya diri, semangat belajar, dan tidak terganggu aktivitas sehari-hari. Menuju Indonesia Bebas Karies harus dilakukan bersama-sama,” ujar Devya.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan data Kementerian Kesehatan, karies masih menjadi penyakit tertinggi yang dialami masyarakat. “Kita tidak boleh berhenti menyuarakan pentingnya kesehatan gigi. Pemerintah juga konsisten memberi perhatian khusus terhadap masalah ini,” tambahnya.

Upaya Meningkatkan Partisipasi dalam CKG

Sebelumnya, partisipasi warga Jawa Barat dalam program CKG masih rendah dan sempat tertinggal dibanding Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada Agustus lalu, posisi Jawa Barat berada di peringkat enam nasional. Untuk meningkatkan partisipasi, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan pendekatan khusus dengan mendatangi langsung pekerja pabrik yang dinilai kurang memanfaatkan layanan CKG di puskesmas.

“Kami akan menjangkau langsung ke kawasan industri. Banyak pekerja yang sibuk sehingga tidak sempat memeriksakan diri. Dengan jumlah pabrik yang mencapai ribuan, ini menjadi target prioritas,” ujar Kepala Dinkes Jabar Vini Adiani Dewi.

Sebagai langkah awal, Pemprov Jabar akan lebih dulu menyasar komunitas masyarakat, termasuk kelompok pengajian dan organisasi keagamaan yang telah menjalin kerja sama.