
Manfaat JKN yang Dirasakan oleh Ibu Hamil di Manggarai Barat
Flaviana Krisanta Wanus, seorang ibu rumah tangga berusia 26 tahun asal Desa Pong Majok, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, merasa sangat terbantu dengan keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Sebagai peserta JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), ia tidak perlu mengeluarkan biaya sedikit pun saat menjalani pemeriksaan kandungan.
Sejak awal kehamilan, Itin rutin memanfaatkan layanan kesehatan tanpa khawatir tentang biaya. "Saya tidak perlu membayar sepeser pun saat periksa kehamilan, mulai dari usia kandungan tiga bulan sampai sekarang enam bulan. Semua berkat program JKN," ujarnya. Ia juga mendapatkan obat-obatan, vitamin, dan tablet tambah darah secara gratis yang sangat penting untuk menjaga kondisi kesehatannya selama masa kehamilan.
Selain itu, Itin juga rutin menjalani pemeriksaan USG di awal kehamilan, dan semua biaya tersebut ditanggung oleh JKN. Meskipun sempat khawatir layanan tidak lagi ditanggung karena frekuensi kunjungan yang tinggi, ia mengaku bahwa seluruh biaya tetap di-cover oleh JKN.
Prosedur administrasi layanan menurutnya sangat mudah. Ia hanya perlu menunjukkan KTP tanpa harus membawa dokumen tambahan. "Saya tidak repot sama sekali. Cukup bawa KTP, sudah bisa langsung dilayani di fasilitas kesehatan," katanya.
Itin juga mengajak masyarakat, khususnya para ibu hamil, untuk tidak ragu mendaftarkan diri sebagai peserta JKN. Menurutnya, bukan hanya pemeriksaan kehamilan, tetapi juga layanan pengobatan untuk penyakit lain seperti demam dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. "Masyarakat harus sadar pentingnya jadi peserta JKN. Semua pengobatan bisa dijamin. Jadi kita tidak perlu cemas soal biaya, apalagi di kondisi darurat."
Menjelang persalinannya, Itin berharap proses kelahiran bayinya nanti berjalan lancar dan terus dalam pengawasan layanan kesehatan yang baik. "Saya berharap persalinan saya nanti berjalan lancar. Petugas BPJS Kesehatan juga mengingatkan saya untuk terus memantau status kepesertaan melalui aplikasi Mobile JKN. Itu penting supaya layanan tetap aktif saat dibutuhkan."
Yang membuat Itin semakin bersyukur adalah selama menjalani layanan kesehatan sebagai peserta PBI, ia tidak merasakan perbedaan perlakuan dari tenaga medis. "Awalnya saya pikir peserta PBI akan diperlakukan beda, tapi ternyata tidak. Saya dilayani dengan baik dan setara. Tidak ada diskriminasi sama sekali," katanya bangga.
Menutup ceritanya, Itin menyampaikan terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan pemerintah daerah yang telah menjamin pembiayaan kesehatannya. Ia pun berharap program JKN terus berkembang dan menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia. "Semoga BPJS Kesehatan semakin baik dan terus melayani masyarakat Indonesia, khususnya kami di Manggarai Barat. Saya sudah merasakan manfaatnya langsung."
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!