MBG di Ujungjaya Dihentikan, Dony: Biaya Pengobatan Ditanggung Pemda

Penanganan Segera Terhadap Kasus Keracunan MBG di Ujungjaya

Pemerintah Kabupaten Sumedang segera merespons kejadian keracunan yang menimpa puluhan siswa akibat konsumsi makanan gizi gratis (MBG) di wilayah Ujungjaya. Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, mengungkapkan bahwa selain fokus pada penanganan medis, pihaknya juga langsung mengambil langkah antisipasi dengan menghentikan sementara pelaksanaan program MBG di daerah tersebut untuk dilakukan evaluasi.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan yang diberikan kepada para siswa. Selain itu, Bupati juga memberikan instruksi kepada seluruh kepala Puskesmas untuk segera mendatangi sekolah-sekolah penyelenggara MBG atau SPPG. Tujuannya adalah untuk memverifikasi kondisi kebersihan, higienitas, serta keamanan makanan yang disajikan.

u201cBesok, seluruh kepala SPPG akan kami undang untuk membahas masalah ini. Kami juga telah menurunkan ahli gizi dan meminta camat untuk melakukan pengawasan langsung agar standar operasional prosedur (SOP) dapat dijalankan secara baik,u201d ujar Bupati Dony saat meninjau kondisi pasien yang dirawat di Puskesmas Ujungjaya, Kamis malam, 25 September 2025.

Ia menegaskan, tindakan cepat ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Dengan demikian, program MBG tetap berjalan sesuai tujuannya, yaitu meningkatkan kesehatan anak-anak di Kabupaten Sumedang.

Kondisi Pasien dan Penanganan Medis

Hingga saat ini, tercatat sekitar 70 orang pasien yang dirawat di beberapa Puskesmas, termasuk Ujungjaya, Tomo, dan Cimalaka. Semua korban keracunan telah ditangani secara intensif oleh tenaga medis. Bupati menjamin bahwa setiap pasien mendapatkan perawatan yang maksimal, mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga pemantauan rutin.

u201cJangan panik, pemerintah hadir untuk berikhtiar menyembuhkan para pasien. Tenaga medis kami hadir untuk merawat, memberikan perhatian, dan pemantauan secara intensif,u201d kata Bupati Dony.

Selain itu, ia memastikan bahwa semua kebutuhan pasien telah dipenuhi, termasuk obat-obatan, perawat, serta ambulans yang siaga. Tidak hanya pasien, kenyamanan bagi keluarga yang menunggu juga menjadi prioritas pemerintah.

Biaya Pengobatan Ditanggung Penuh

Meskipun sejumlah pasien terpaksa dirawat di lorong Puskesmas karena keterbatasan ruang, pihak puskesmas terus berupaya memperbaiki fasilitas perawatan. Bupati juga menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan korban keracunan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.

Ia menjelaskan, status Kejadian Luar Biasa (KLB) akan segera ditentukan setelah dilakukan kajian lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua pihak terkait dapat bekerja sama dalam menangani situasi yang sedang berlangsung.

Dengan tindakan yang cepat dan komprehensif, pemerintah daerah berharap dapat segera mengembalikan kondisi kesehatan para pasien serta memastikan program MBG berjalan dengan aman dan bermanfaat bagi masyarakat.