
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kembali Jadi Sorotan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi perhatian masyarakat setelah beberapa insiden keracunan terjadi di berbagai daerah. Hal ini memicu pertanyaan mengenai apakah biaya pengobatan siswa yang terkena dampak dikenakan kepada orang tua. Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, memberikan penjelasan terkait hal ini.
Tanggung Jawab BGN dalam Pengobatan Siswa Terkena Keracunan
Nanik menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan siswa yang terkena keracunan akibat MBG sepenuhnya ditanggung oleh BGN. Tidak ada beban biaya yang diberikan kepada orang tua, sekolah, atau pemerintah daerah. Menurutnya, rumah sakit dapat langsung menghubungi BGN untuk menyelesaikan tagihan pengobatan.
"Kita tidak membebankan biaya pengobatan pada orang tua atau pemerintah daerah. Pihak rumah sakit nanti bisa memanggil kami dari BGN," ujar Nanik.
Dana Khusus untuk Kejadian Luar Biasa
BGN telah menyiapkan anggaran khusus untuk menangani kejadian luar biasa, termasuk insiden keracunan massal. Contohnya, di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, terdapat tagihan sebesar Rp350 juta dari rumah sakit, yang semuanya dibayarkan oleh BGN. Bahkan, dana dalam jumlah besar sudah disiapkan untuk menangani kasus serupa.
Keracunan dan Alergi yang Tumpang Tindih
Lebih lanjut, Nanik menyebutkan bahwa sebagian kasus yang dilaporkan sebagai keracunan ternyata merupakan alergi makanan. Hal ini menyebabkan tumpang tindih antara keracunan dan alergi. Contohnya, alergi terhadap udang atau mayonnaise juga bisa menyebabkan gejala mirip keracunan.
Untuk mencegah hal ini, BGN telah meminta sekolah mendata siswa dengan alergi melalui formulir yang diisi guru maupun orang tua. Sebelum program MBG dijalankan, guru-guru diminta untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki alergi. Data tersebut sudah tersimpan dan digunakan sebagai referensi.
Insiden Keracunan Terjadi di Berbagai Wilayah
Hingga Jumat (26/9/2025), tercatat sejumlah insiden keracunan MBG di berbagai wilayah, seperti Bandung Barat (Jawa Barat), Kupang (NTT), serta daerah lainnya. Maraknya kasus ini memicu evaluasi terhadap program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia.
Upaya Peningkatan Keamanan dan Kualitas Program
BGN berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan dan kualitas program MBG. Dengan data siswa yang memiliki alergi, diharapkan risiko keracunan dapat diminimalkan. Selain itu, BGN juga akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program agar dapat memberikan manfaat optimal bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif dan aman, sehingga tidak lagi menimbulkan masalah seperti keracunan yang sempat terjadi belakangan ini.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!