
Kepatuhan dan Pelayanan Kesehatan di Desa-Desa Natuna
Wakil Bupati Natuna, Jarmin Sidik, menyoroti pentingnya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, terutama di tingkat desa. Saat menghadiri pelantikan Tim Pembina Posyandu di Ranai, ia menyampaikan kekhawatiran tentang banyaknya laporan dari warga mengenai ketidakhadiran tenaga kesehatan, khususnya bidan, saat dibutuhkan.
Menurut Jarmin, kondisi ini sering kali membuat masyarakat merasa tidak puas dengan layanan yang tersedia. Ia menyatakan bahwa banyak keluhan yang diterimanya, bahkan dari sumber langsung dari warga. “Banyak laporan, bahkan saya mendengar langsung. Petugas medis di desa ketika masyarakat membutuhkan justru kadang jarang berada di tempat,” ujarnya dengan tegas.
Ia meminta para tenaga kesehatan untuk meningkatkan disiplin dan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, pemerintah akan meninjau ulang penempatan petugas. “Jika sudah menyatakan bersedia bertugas di desa, maka harus siap dan layani masyarakat sepenuh hati. Jangan sampai lepas tanggung jawab dan pelayanan masyarakat terganggu,” tambahnya.
Selain masalah disiplin, Wakil Bupati juga menyampaikan perhatian terhadap kondisi fasilitas kesehatan di desa. Ia menilai beberapa fasilitas masih kurang terawat dan memerlukan perhatian lebih. Ia mengimbau para kepala desa agar ikut menjaga kebersihan dan pemeliharaan puskesmas pembantu (pustu).
“Saya berharap setiap desa bisa menjaga dan memelihara aset yang telah ada, supaya lebih nyaman digunakan masyarakat maupun petugas. Tidak hanya pustu saja tapi fasilitas umum lainnya juga harus diperhatikan,” katanya.
Masalah di Lapangan dan Upaya Perbaikan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, juga mengakui adanya tenaga kesehatan di pustu yang belum bekerja sepenuh hati. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah kondisi beberapa pustu yang kurang nyaman karena mengalami kerusakan. Namun, alasan tersebut tidak bisa menjadi alasan untuk mengabaikan tugas.
“Beberapa pustu memang mengalami kerusakan ringan. Selain itu, pada akhir pekan petugas sering meninggalkan tempat karena libur. Bagi petugas yang bertugas di pulau, biasanya mereka pulang ke kampung halaman,” jelas Hikmat.
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan berupaya memperbaiki sarana dan prasarana kesehatan secara bertahap, agar tenaga medis dapat bekerja lebih nyaman. “Petugas pustu yang tidak bekerja maksimal akan kami evaluasi. Komitmen mereka akan ditanyakan kembali, karena tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan harus tetap dijalankan di mana pun ditempatkan,” ujarnya.
Tunjangan dan Tanggung Jawab Pegawai
Selain itu, lanjut Hikmat, pemerintah telah menyesuaikan tunjangan tambahan penghasilan pegawai (TPP) berdasarkan zonasi wilayah penugasan, jarak, serta risiko pekerjaan. “Jadi kalau memang tidak siap bertugas di pustu, tentu ada konsekuensinya. Dan kita akan temankan hal ini ke setiap puskesmas,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Natuna, khususnya di desa-desa. Mereka berharap semua pihak, baik petugas kesehatan maupun masyarakat, dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kesehatan yang lebih baik dan nyaman.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!