Waspadai Klaim Sehat, Pemanis Nol Kalori Tidak Selalu Aman

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Tren Pemanis Nol Kalori dan Pentingnya Kesadaran Konsumen

Penggunaan pemanis nol kalori semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat. Terlebih, kebutuhan khusus bagi penderita diabetes yang ingin membatasi konsumsi gula juga turut memengaruhi tren ini. Namun, meski pemanis nol kalori dianggap sebagai alternatif yang lebih baik, tidak semua produk pemanis bebas gula secara otomatis lebih sehat.

Dr. Consistania Ribuan, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, seorang dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, memberikan peringatan bahwa tidak semua produk pemanis nol kalori aman untuk dikonsumsi. Dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta, ia menjelaskan bahwa bagi penderita diabetes atau orang yang ingin mengurangi asupan gula, pemanis ini bisa menjadi pilihan. Namun, tetap ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Menurut dr. Consistania, klaim alami pada pemanis sering kali menyesatkan. Produk yang benar-benar murni dari bahan alami tanpa campuran tambahan biasanya lebih aman. Namun, banyak produk di pasaran ternyata dicampur dengan bahan lain yang justru berisiko bagi kesehatan. Ia menekankan pentingnya membaca label produk secara cermat.

Salah satu contohnya adalah kandungan sukrosa. Meskipun tergolong sebagai pemanis nol kalori, sukrosa tetap termasuk dalam golongan gula biasa yang sebaiknya dihindari, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. “Jika di label tertera sukrosa, artinya itu gula. Tetap harus dibatasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keberadaan pemanis non-gula tidak boleh dijadikan alasan untuk leluasa mengonsumsi makanan manis. “Kita tetap perlu melatih diri agar tidak bergantung pada rasa manis berlebihan,” tambahnya.

Dengan demikian, pemanis nol kalori bisa menjadi alternatif yang bermanfaat, namun penggunaannya tetap harus bijak. Literasi konsumen terhadap label pangan dan komposisi gizi menjadi langkah penting untuk menjaga pola makan yang benar.

Tips Menggunakan Pemanis Nol Kalori dengan Bijak

  1. Baca Label dengan Cermat
    Pastikan produk pemanis yang dipilih tidak mengandung bahan tambahan seperti sukrosa, fruktosa, atau gula lainnya. Banyak produk yang menyebutkan "nol kalori" tetapi masih mengandung gula dalam bentuk lain.

  2. Hindari Ketergantungan Rasa Manis
    Meski pemanis nol kalori dapat digunakan sebagai alternatif, konsumsi berlebihan tetap berisiko. Latih tubuh untuk tidak terlalu bergantung pada rasa manis.

  3. Pilih Bahan Alami
    Pemanis yang berasal dari bahan alami seperti stevia atau monk fruit biasanya lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan pemanis sintetis.

  4. Konsultasi dengan Ahli Gizi
    Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, konsultasikan penggunaan pemanis dengan ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat.

  5. Batasi Penggunaan
    Meski tidak mengandung kalori, pemanis nol kalori tetap harus dikonsumsi secukupnya. Terlalu banyak bisa memengaruhi metabolisme dan kesehatan pencernaan.

Dengan kesadaran yang tinggi dan pemahaman yang baik tentang pemanis nol kalori, masyarakat dapat memilih alternatif yang lebih sehat tanpa mengorbankan kesehatan.