
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Kanker payudara tetap menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi perempuan, mengingat angka kejadian yang cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 8 perempuan berisiko mengalami kanker payudara sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan mamografi sangat disarankan dengan beberapa ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut dr. Nina I.S.H. Supit, Sp.Rad, PRP (K), Kepala Departemen Radiologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, penting untuk mengikuti standar global dalam melakukan skrining kanker payudara. Ia menjelaskan bahwa bagi perempuan yang tidak memiliki risiko tinggi, disarankan mulai melakukan pemeriksaan mamografi pada usia 40 tahun, dengan interval setiap satu atau dua tahun sekali. Namun, hal ini harus disertai dengan pelatihan dan kesadaran diri untuk melakukan SADARI.
Apa Itu SADARI?
SADARI, atau Pemeriksaan Payudara Sendiri, adalah metode sederhana yang dapat dilakukan oleh setiap perempuan untuk memahami kondisi payudaranya sendiri. Menurut dr. Nina, SADARI harus menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan secara mandiri. Dengan melakukan SADARI, perempuan akan lebih mudah mengenali perubahan pada payudaranya, seperti benjolan, perubahan bentuk, atau keluar cairan aneh.
“Perempuan harus tahu apa yang terjadi pada payudaranya. Jadi, SADARI ini sangat penting,” jelasnya. Selain itu, SADARI juga bisa menjadi pendukung tambahan dalam mendeteksi kanker payudara, terutama jika dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan mamografi.
Skrining untuk Perempuan Berisiko Tinggi
Bagi perempuan dengan risiko tinggi, aturan skrining mamografi sedikit berbeda. Misalnya, jika ada riwayat keluarga yang pernah menderita kanker payudara, seperti ibu, bibi, atau nenek, maka skrining bisa dilakukan lebih awal. Di tempat-tempat tertentu, seperti RS Siloam Hospitals Semanggi, skrining bisa dimulai pada usia 35 tahun.
"Karena menurut literatur, kemungkinan terkena kanker payudara pada usia muda lebih tinggi jika memiliki risiko genetik," tambah dr. Nina. Hal ini menunjukkan bahwa faktor risiko keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan waktu skrining.
Fasilitas Kesehatan yang Lebih Lengkap
Di beberapa fasilitas kesehatan dengan sarana yang lebih lengkap, seperti MRI, pemeriksaan skrining bisa dilakukan lebih cepat. Namun, untuk mamografi, walaupun ada risiko tinggi, usia minimal untuk skrining tetap dianggap 35 tahun.
Dengan peningkatan angka kejadian kanker payudara, dr. Nina menekankan bahwa deteksi dini menjadi kunci utama dalam menghadapi penyakit ini. Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar peluang pasien untuk sembuh dan menjalani pengobatan yang lebih ringan. Ini membuat pentingnya kesadaran dan partisipasi aktif perempuan dalam menjaga kesehatan payudaranya sendiri.
Manfaat Deteksi Dini
Deteksi dini bukan hanya tentang mendeteksi kanker, tetapi juga memberikan kesempatan lebih besar untuk pengobatan yang efektif. Dengan diagnosis yang lebih dini, pasien biasanya bisa menjalani pengobatan yang lebih ringan, seperti operasi minor atau terapi radiasi, dibandingkan jika kanker sudah berkembang pesat.
Oleh karena itu, dr. Nina menyarankan agar semua perempuan, terutama yang berusia di atas 40 tahun, rutin melakukan pemeriksaan mamografi. Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara, sebaiknya mulai melakukan skrining lebih awal dan memperhatikan gejala-gejala yang muncul pada payudara.
Dengan kesadaran yang tinggi dan akses layanan kesehatan yang memadai, harapan untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara semakin besar. Maka dari itu, edukasi dan pemantauan diri menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!