8 Kebiasaan Kecil yang Merusak Kesehatan Mental, Hati-Hati!

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kesehatan Mental yang Terabaikan: 8 Kebiasaan Kecil yang Bisa Membuatmu Lebih Tidak Bahagia

Terkadang, kita merasa lelah, tidak termotivasi, dan suasana hati terasa hambar meski tidak ada masalah besar dalam hidup. Banyak orang mengira bahwa kesehatan mental hanya dipengaruhi oleh peristiwa besar seperti putus cinta atau kehilangan pekerjaan. Namun, kenyataannya justru kebiasaan kecil sehari-hari seringkali memiliki pengaruh yang lebih besar.

Ada banyak hal yang bisa memengaruhi kesehatan mental kita tanpa kita sadari. Dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan ini sejak dini, kita bisa mulai mengubah pola hidup dan memperbaiki kondisi mental secara bertahap. Berikut adalah delapan kebiasaan kecil yang diam-diam bisa membuat kesehatan mentalmu memburuk, serta cara mengatasinya.

1. Melewatkan u201cEmotional Check-inu201d

Pernahkah kamu benar-benar bertanya pada diri sendiri, u201cApa yang sebenarnya aku rasakan sekarang?u201d Bukan sekadar u201cbaiku201d atau u201cbiasa sajau201d, tetapi perasaan yang lebih dalam. Saat kita mengabaikan emosi, emosi itu tidak akan hilang. Justru akan terkubur dan menumpuk, berisiko memicu kecemasan atau burnout.

Cara mengatasinya adalah dengan mulai menulis jurnal setiap hari atau menggunakan aplikasi untuk mencatat perasaan. Jika memungkinkan, lakukan kegiatan ini setiap minggu bersama orang yang kamu percaya. Kesadaran emosional bukan hanya baik untuk diri sendiri, tetapi juga memperkuat hubungan dengan orang lain.

2. Doomscrolling di Pagi Hari

Mayoritas dari kita langsung meraih ponsel begitu bangun tidur. Namun, membaca berita negatif atau membandingkan diri dengan kehidupan u201csempurnau201d orang lain di media sosial dapat memenuhi otak dengan stres sebelum hari dimulai.

Daripada scroll media sosial, mulailah pagi dengan cara lebih tenang: dengarkan musik, lakukan peregangan ringan, atau sekadar duduk dalam hening. Rutinitas ini bisa membantu menjaga energi mental sepanjang hari.

3. Selalu Bilang u201cAku Baik-Baik Sajau201d Padahal Tidak

Menyembunyikan emosi memang terasa lebih mudah daripada membuka diri, tetapi menekan perasaan justru berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa menahan emosi dapat meningkatkan detak jantung dan memicu gejala depresi di kemudian hari.

Kamu tidak harus menceritakan semuanya pada semua orang, tetapi jujur pada diri sendiri adalah bentuk penyembuhan. Ingat, mengakui rasa sedih, kecewa, atau marah bukan tanda kelemahan, melainkan langkah menuju kesehatan mental yang lebih baik.

4. Makan Tanpa Sadar (Mindless Eating)

Sama seperti doomscrolling, makan tanpa benar-benar menikmati makanan membuat kita kehilangan momen. Ada istilah Jepang u201cIchi-go ichi-eu201d yang berarti u201csekali seumur hidup, satu maknau201d. Artinya, setiap momen seharusnya dirasakan sepenuhnya, termasuk saat makan.

Penelitian menunjukkan bahwa makan dengan penuh kesadaran (mindful eating) dapat meningkatkan kesehatan mental. Jadi, nikmatilah setiap suapan seolah itu adalah pengalaman baru, bukan sekadar rutinitas.

5. Selalu Mengiyakan Meski Ingin Menolak

Banyak orang merasa tidak enak untuk menolak permintaan orang lain. Padahal, kebiasaan people-pleasing bisa mengorbankan ketenangan batin sendiri. Akhirnya, kamu merasa kelelahan, bersalah, dan kehilangan koneksi dengan kebutuhan pribadi. Mengatakan u201ctidaku201d bukan berarti egois, melainkan bentuk penghormatan terhadap dirimu sendiri.

6. Membiarkan Tugas Kecil Menumpuk

Tugas kecil yang terus ditunda tidak benar-benar hilang. Otak kita menyimpannya sebagai u201cpekerjaan tertundau201d, dan hal ini menimbulkan beban mental yang disebut Efek Zeigarnik. Semakin banyak tugas yang tertunda, semakin besar rasa cemas yang muncul.

Gunakan aturan 2 menit: jika tugas bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 2 menit, lakukan sekarang juga. Tugas kecil yang cepat diselesaikan bisa memberikan rasa lega yang besar.

7. Terlalu Sering Membandingkan Diri di Media Sosial

Walau tahu bahwa media sosial hanyalah potongan kehidupan yang sudah dikurasi, kita tetap bisa merasa tertinggal. Perasaan iri, rendah diri, dan tidak cukup baik adalah dampak umum dari kebiasaan ini.

Untuk mengatasinya, lakukan detoks media sosial secara berkala. Kurasi akun yang kamu ikuti, pilih konten yang memberi inspirasi, bukan tekanan. Buat ruang digitalmu menjadi tempat yang sehat, positif, dan realistis.

8. Memaksa Diri Selalu Positif

Bersyukur itu penting, tetapi memaksakan diri untuk selalu terlihat bahagia justru bisa menjadi toxic positivity. Kamu tetap manusia, wajar merasa sedih, marah, atau kecewa. Perasaan negatif tidak perlu disangkal karena justru melalui kejujuran itulah proses penyembuhan terjadi. Kamu bisa bersyukur sekaligus terluka pada saat yang sama, dan itu normal. Jangan paksa dirimu tersenyum ketika sebenarnya ingin menangis.

Sebagai penutup, ingatlah bahwa kesehatan mental adalah perjalanan jangka panjang. Jika merasa kewalahan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapi, baik tatap muka maupun online, dapat membantu menemukan pola dan memberi solusi yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Kesehatan mental bukan tentang selalu bahagia, melainkan tentang mampu menghadapi hidup dengan lebih seimbang. Dengan menyadari kebiasaan-kebiasaan kecil ini, kamu bisa lebih waspada, lebih mencintai diri sendiri, dan lebih siap menjalani hari dengan pikiran yang sehat.