Indonesia Kekurangan Dokter Jantung, Hanya 1.963 untuk 280 Juta Penduduk

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Indonesia Kekurangan Dokter Jantung, Hanya 1.963 untuk 280 Juta Penduduk

Kekurangan Dokter Spesialis Jantung di Indonesia

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PP Perki), dr. Ade Meidian Ambar, menyampaikan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan dalam jumlah dokter spesialis jantung. Saat ini, hanya sekitar 1.963 dokter spesialis jantung yang aktif bekerja di seluruh wilayah Indonesia. Angka ini dinilai jauh dari kebutuhan ideal negara dengan populasi sebesar 280 juta jiwa.

Dalam pernyataannya usai acara peringatan hari jantung sedunia di Kabupaten Tangerang, Ade menjelaskan bahwa idealnya jumlah dokter jantung di Indonesia harus mencapai 2.800 orang. Angka ini merujuk pada standar yang diterapkan oleh negara-negara seperti Malaysia. Namun, rasio tersebut masih jauh dari yang ada di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, yang memiliki rasio 1 dokter jantung untuk setiap 10 ribu penduduk.

Ade menambahkan bahwa saat ini Indonesia masih berupaya mencapai rasio minimal 1 dokter jantung untuk setiap 100 ribu penduduk. Meskipun target ini terlihat rendah, namun ia menilai angka tersebut menjadi langkah awal yang penting untuk meningkatkan akses layanan kesehatan jantung bagi masyarakat.

Proses Pendidikan yang Panjang dan Rumit

Salah satu penyebab utama kurangnya jumlah dokter spesialis jantung adalah proses pendidikan yang sangat panjang dan kompleks. Setiap tahun, Indonesia hanya mampu meluluskan sekitar 130–150 dokter spesialis jantung baru. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pendidikan dokter spesialis tidak hanya berbasis teori, tetapi juga memerlukan banyak praktek langsung.

Menurut Ade, seorang calon dokter spesialis jantung harus mampu menangani berbagai jenis kasus, baik pada pasien dewasa maupun anak-anak. Proses pelatihan ini tidak bisa dilakukan secara online, karena membutuhkan pengalaman langsung dalam diagnosis dan pengobatan. Selain itu, para dokter juga harus menyelesaikan jumlah kasus tertentu sebelum dianggap siap untuk bekerja.

Target Peningkatan Jumlah Dokter pada 2027

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target peningkatan jumlah dokter spesialis jantung hingga mencapai 5.000 orang pada tahun 2027. Upaya ini dilakukan melalui beberapa strategi, antara lain:

  • Pemberian beasiswa untuk mahasiswa kedokteran yang ingin mengambil spesialisasi jantung.
  • Penambahan pusat-pusat pendidikan khusus untuk pelatihan dokter spesialis jantung.
  • Integrasi layanan kardiovaskular di berbagai daerah agar lebih mudah diakses masyarakat.

Ade menjelaskan bahwa pemerintah berharap setiap kabupaten atau kota memiliki minimal tiga dokter spesialis jantung. Meskipun alat dan infrastruktur sudah tersedia, peningkatan kuantitas tenaga medis tetap menjadi prioritas utama.

Harapan untuk Akses Layanan Kesehatan yang Lebih Baik

Dengan penambahan jumlah dokter spesialis jantung, Ade berharap masyarakat Indonesia dapat lebih mudah mengakses layanan kesehatan jantung yang sesuai standar internasional. Ia menilai bahwa kekurangan dokter jantung saat ini membuat masyarakat kesulitan mendapatkan pengobatan yang tepat, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.

Ia berharap, pada masa depan, masyarakat tidak lagi kesulitan mencari dokter jantung karena jumlahnya sudah cukup dan tersebar merata di seluruh Indonesia. Dengan demikian, kualitas hidup masyarakat akan meningkat, serta risiko komplikasi penyakit jantung dapat diminimalkan.