
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Banyak perempuan menghindari pemeriksaan kesehatan setelah menemukan benjolan di payudara karena takut terkena kanker. Padahal, tidak semua benjolan di payudara berarti kanker. Tumor bisa bersifat jinak atau ganas. Kepala Departemen Radiologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Nina I.S.H Supit, Sp.Rad, PRP (K) menjelaskan bahwa tumor jinak seperti kista atau fibroadenoma biasanya bisa digerakkan dan tidak berbahaya.
Sementara itu, kanker payudara cenderung tidak sakit saat disentuh dan memiliki sifat menancap seperti kaki kepiting. Untuk membedakan keduanya, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis.
Teknik SADARI untuk Pemeriksaan Mandiri
Selain pemeriksaan medis, dr. Nina juga menekankan pentingnya SADARI (Self-Awareness and Detection of Abnormalities in the Breast). Pemeriksaan mandiri ini dapat dilakukan tujuh hingga sepuluh hari setelah menstruasi menggunakan tiga jari untuk meraba payudara. Tujuan utama dari SADARI bukan mencari benjolan, tetapi menghafalkan bentuk dan tekstur payudara agar bisa segera waspada jika ada perubahan.
Teknologi Mammografi Terbaru untuk Pemeriksaan Lebih Akurat
Untuk mendukung deteksi dini, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi bekerja sama dengan Siemens Healthineers dan Prudential Indonesia meluncurkan teknologi mammografi terbaru Mammomat B.brilliant pada 30 September 2025. Alat ini mampu melakukan pemindaian hanya dalam lima detik dengan hasil gambar 3D resolusi tinggi, sehingga proses pemeriksaan menjadi lebih nyaman dan akurat.
CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Edy Gunawan, MARS, menyatakan bahwa teknologi ini hadir untuk memberikan pengalaman medis yang lebih baik bagi pasien perempuan. “Luangkan lima detik waktu Anda untuk mammogram, karena lima detik itu bisa menyelamatkan hidup Anda,” ujarnya.
Mammomat B.brilliant dilengkapi kecerdasan buatan untuk mengatur kompresi dan radiasi, serta sudut pemindaian 50° yang lebih luas dibanding mammografi konvensional. Hal ini sangat membantu dalam mendeteksi kelainan kecil, terutama pada payudara perempuan Asia yang cenderung lebih padat.
Peran Deteksi Dini dalam Menghadapi Kanker Payudara
Menurut data GLOBOCAN, prevalensi kanker payudara di Indonesia meningkat secara signifikan dengan 66.271 kasus baru pada 2022. Dokter menekankan bahwa deteksi dini adalah kunci dalam menghadapi penyakit ini. Dengan pemeriksaan dini, peluang kesembuhan meningkat secara signifikan.
Presiden Direktur Siemens Healthineers Indonesia, Alfred Fahringer, menyampaikan bahwa kerja sama ini diharapkan membuka jalan bagi lebih banyak perempuan untuk mendapatkan akses skrining yang akurat. “Kami bangga bermitra dengan MRCCC dalam menghadirkan Mammomat B.brilliant pertama di Indonesia. Bersama-sama, kami tidak hanya menghadirkan sebuah mesin, tetapi juga menghadirkan harapan, hasil yang lebih dini, dan kesempatan bagi lebih banyak perempuan untuk hidup lebih lama dan lebih sehat,” ujarnya.
Dukungan dari Prudential Indonesia
Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen, menegaskan bahwa program skrining kanker payudara ini merupakan bentuk nyata dukungan Prudential kepada masyarakat. “Dengan pola hidup sehat dan melakukan skrining kesehatan secara berkala, bukan hanya kesehatan fisik dan jiwa yang terjaga, tapi juga kesehatan finansial. Ini bagian dari komitmen kami untuk memberikan ketenangan pikiran bagi nasabah di saat mereka membutuhkannya,” jelas Karin.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!