Kisah Naisila: Gadis Indramayu yang Tak Putus Sekolah Jadi Dokter

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perjalanan Naisila: Dari Kehidupan yang Tertunda ke Peluang Pendidikan Baru

Naisila Anandia, seorang remaja berusia 15 tahun, menunjukkan senyum yang ceria saat ia melangkah percaya diri menghadapi Menteri Sosial pada Senin, 29 September 2025. Ia adalah salah satu dari calon siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) Kabupaten Indramayu yang kini sedang menjalani proses penerimaan.

Naisila berasal dari Desa Wirakanan, Kecamatan Kandanghaur. Sebelumnya, ia menghabiskan waktu selama tiga tahun tanpa pendidikan setelah lulus dari SD Wirakanan 1 karena tidak mampu memenuhi biaya sekolah. Ayahnya, Nurbuat, yang bekerja sebagai buruh serabutan dan sering sakit, tidak bisa lagi membiayai pendidikannya.

Selama masa jeda itu, Naisila sibuk membantu ibunya, mengantar dan menjemput adik-adiknya ke sekolah, serta bermain bersama teman-temannya. Meski begitu, dia tetap menyimpan impian besar: ingin menjadi dokter. “Cita-cita saya ingin jadi dokter, supaya bisa menyembuhkan bapak dan membantu orang miskin yang tidak mampu berobat,” ujarnya dengan suara tegas, meskipun matanya berkaca-kaca.

Pernyataan Naisila disambut hangat oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang lebih dikenal dengan Gus Ipul. Ia mengajak para guru SRT untuk memberikan perhatian khusus kepada Naisila. “Titip ya, Bapak dan Ibu Guru. Ini ada anak istimewa ingin jadi dokter,” kata Gus Ipul sambil menoleh kepada para pendidik.

Bagi Naisila, kesempatan bersekolah di SRT adalah langkah baru menuju mimpinya. “Senang sekali bisa lanjut sekolah, bisa dapet ilmu lagi. Dahulu berhenti karena gak ada biaya, sekarang ada kesempatan lagi,” ujarnya sambil membersihkan tempat tidurnya di asrama SRT.

Di SRT Indramayu, Naisila tidak sendirian. Ada 100 siswa lain yang terbagi dalam empat rombongan belajar, masing-masing untuk jenjang SD dan SMP. Menurut Gus Ipul, SRT hadir sebagai solusi bagi anak-anak yang putus sekolah atau tidak sempat mengenyam pendidikan karena keterbatasan ekonomi.

“Alhamdulillah, Indramayu sudah memulai Sekolah Rakyat Terintegrasi. Tahun ini ada SD dan SMP, mudah-mudahan tahun depan bisa ada SMA,” katanya.

SRT Indramayu memberikan fasilitas lengkap bagi siswa, mulai dari makan tiga kali sehari, snack, seragam delapan set, hingga pemeriksaan kesehatan gratis dan pemetaan bakat. Bahkan, para orang tua siswa pun akan diberdayakan agar bisa mandiri secara ekonomi.

“Anak sekolah, orang tua juga harus berubah. Harus punya usaha, keterampilan, supaya tidak terus bergantung pada bantuan,” tegas Gus Ipul.

Pemerintah juga menyiapkan lahan seluas 10 hektare untuk pembangunan gedung permanen SRT di Indramayu. Nantinya, sekolah itu bisa menampung 100 siswa per angkatan untuk tiap jenjang: SD, SMP, dan SMA.

“Targetnya tahun depan gedung permanen sudah bisa digunakan,” jelas Gus Ipul.

Bagi Naisila, semua fasilitas tersebut bukan hanya sekadar dukungan, tetapi juga jembatan untuk meraih mimpi yang sempat tertunda. Dengan mata berbinar, dia bertekad melangkah lagi mengejar cita-citanya.