Pengobatan Santri Lumajang yang Minum HCL Habiskan Rp 225 Juta, Keluarga Buka Donasi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Keluarga Korban Keracunan HCL Buka Donasi untuk Biaya Pengobatan

Keluarga Dewangga Naufal Al Yusen, seorang santri yang menjadi korban keracunan larutan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida, telah membuka donasi untuk menutupi biaya pengobatannya. Peristiwa ini terjadi di Pondok Pesantren Asy-Syarify 01, Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Dewangga, yang berusia 13 tahun, diduga dipaksa oleh temannya di pesantren untuk meminum larutan HCL yang disimpan dalam botol minuman kemasan. Akibatnya, ia mengalami gangguan pada saluran pencernaannya sejak tiga bulan lalu. Setelah kejadian tersebut, Dewangga harus menjalani perawatan intensif di beberapa rumah sakit, mulai dari Lumajang hingga akhirnya dirawat di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Biaya pengobatan yang dikeluarkan keluarga Dewangga saat ini sudah mencapai angka Rp 225 juta. Hal ini memberatkan keluarga, karena ibunya, Ratna Purwati, hanya seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya bekerja sebagai buruh kasar di pabrik kayu. "Penghasilan ayahnya hanya dari pekerjaan itu saja," kata Ratna saat ditemui di rumahnya, Selasa (30/9/2025).

Setiap harinya, Dewangga membutuhkan dua kaleng susu khusus sebagai pengganti makanan, dengan harga sekitar Rp 1 juta per hari. Susu tersebut harus disuntikkan langsung ke perut melalui selang setiap satu jam sekali. "Susu dan obatnya bisa sampai Rp 1 juta per hari," tambah Ratna.

Pihak pesantren juga telah membuka donasi melalui platform Kitabisa.com untuk membantu penyembuhan Dewangga. Meskipun donasi telah dibuka, proses pencairannya dinilai cukup lambat. "Sementara kebutuhan susu dan obatnya setiap hari, tapi semoga bisa terpenuhi donasinya," ujar Ratna.

Hingga artikel ini ditulis, pada Selasa (30/9/2025) pukul 14.00 WIB, donasi di Kitabisa.com telah terkumpul sebesar Rp 15.894.522. Target donasi yang ditetapkan adalah Rp 225 juta, dan donasi akan terbuka selama 116 hari ke depan.

Selain melalui Kitabisa.com, keluarga juga membuka donasi melalui rekening pribadi ibu korban di nomor rekening BCA 3870361580 atas nama Ratna Purwati. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membeli susu pengganti nasi yang dibutuhkan Dewangga agar bisa bertahan hidup sehari-hari.

Berbagai Bentuk Donasi yang Tersedia

  • Donasi melalui Kitabisa.com: Pihak pesantren telah membuka donasi secara online untuk memudahkan masyarakat dalam berkontribusi.
  • Donasi melalui rekening bank: Keluarga juga membuka opsi donasi melalui rekening BCA dengan nama Ratna Purwati.
  • Bentuk dukungan lainnya: Masyarakat dapat memberikan bantuan dalam bentuk apapun, termasuk bantuan logistik atau dukungan moral.

Keperluan Harian Dewangga

  • Susu khusus: Dibutuhkan dua kaleng per hari, dengan harga sekitar Rp 1 juta.
  • Obat-obatan: Diperlukan untuk menjaga kondisi kesehatan Dewangga.
  • Perawatan medis: Termasuk pengobatan di rumah sakit dan pemeriksaan rutin.

Upaya Keluarga dalam Menghadapi Kondisi Ini

Meskipun situasi sangat berat, keluarga tetap berusaha memperbaiki kondisi Dewangga dengan segala cara yang tersedia. Ratna menyatakan bahwa semua upaya dilakukan untuk memastikan anaknya mendapatkan perawatan terbaik. "Kami berharap doa dan dukungan dari masyarakat bisa membantu kami melewati masa sulit ini," ujarnya.

Dengan dukungan dari masyarakat luas, harapan besar dipegang oleh keluarga Dewangga agar bisa segera pulih dan kembali menjalani kehidupan normal.