
Pentingnya Merawat Kesehatan Mental
Merawat kesehatan mental secara rutin merupakan hal yang penting, bahkan jika belum ada tanda-tanda gangguan yang serius. Psikolog klinis di Rumah Sakit Khusus (RSK) Jiwa Dharmawangsa, Tara de Thouars, M.Psi., mengibaratkannya seperti mobil yang harus rutin diservis agar tetap berjalan baik dalam berbagai kondisi jalan.
Dalam acara “Need a Hand #HidupmuBerarti” yang digelar di Studio 1 Menara Kompas, Jakarta Pusat, Minggu (28/9/2025), Tara menjelaskan bahwa merawat kesehatan mental adalah cara untuk memahami dan menangani masalah yang mungkin muncul dari dalam diri seseorang. Ia menyamakan proses ini dengan servis berkala pada kendaraan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagian mana yang perlu diperbaiki atau diganti.
Dampak Kesehatan Mental terhadap Fisik
Kondisi mental yang tidak sehat bisa berdampak pada kesehatan fisik. Stres, misalnya, tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga dapat menyebabkan gejala fisik seperti gatal-gatal pada kulit atau kelelahan yang berlebihan. Saat diperiksa oleh dokter, biasanya tidak ditemukan penyakit medis yang spesifik.
“Kulitnya gatal-gatal, tapi dokter bilang ‘Enggak ada apa-apa, mungkin stres saja’. Bisa jadi kita sedang kesulitan,” ujar Tara, yang sudah berpraktik lebih dari 15 tahun sebagai psikolog.
Menurutnya, ketika seseorang mencapai titik tertentu dalam kesulitannya, tubuh akan mulai menunjukkan gejala sebagai bentuk komunikasi. Ini adalah cara tubuh memberi sinyal bahwa kondisi mental sedang tidak sehat dan perlu diperhatikan.
Analogi Mobil dan Jalanan Rusak
Tara menggunakan analogi mobil dan jalanan rusak untuk menjelaskan pentingnya merawat kesehatan mental. Seperti mobil yang tidak selalu melintasi jalan yang mulus, manusia juga sering menghadapi situasi sulit. Semakin sering seseorang melewati medan yang berat, semakin penting pula untuk melakukan perawatan diri.
Mobil yang rutin diservis akan tetap stabil meskipun melintasi jalanan rusak. Namun, mobil yang jarang diservis akan mudah rusak dan menimbulkan banyak masalah. Begitu pula dengan kesehatan mental. Ketika tubuh mulai menunjukkan gejala, bukan berarti lemah, tetapi tubuh sedang memberi sinyal bahwa sesuatu perlu diubah.
Orang dengan Masalah Mental Bukan Berarti Lemah
Stigma bahwa orang dengan masalah mental adalah orang yang lemah masih sering muncul. Namun, menurut Tara, justru sebaliknya. Orang-orang tersebut sering kali terlalu kuat karena memaksakan diri menghadapi situasi berat, padahal tubuh sudah tidak sanggup.
Banyak orang hidup dalam mode berjuang, terus-menerus memaksakan diri untuk menjadi yang terbaik. Beberapa orang ingin menjadi sempurna, menjadi sosok terbaik di antara orang lain, atau menjadi yang paling hebat. Ada pula yang ingin selalu menyenangkan orang lain dan memenuhi ekspektasi mereka.
Mengantisipasi Segala Sesuatu
Situasi lain yang sering terjadi adalah selalu mengantisipasi segala sesuatu dengan cara yang berlebihan. Misalnya, takut kalah atau tidak kompeten dibanding orang lain. Hal ini bisa membuat tubuh terasa lelah karena terus-menerus berusaha menghindari risiko.
Menurut Tara, beberapa situasi seperti ini mungkin pernah menjadi cara bertahan hidup di lingkungan tertentu. Namun, manusia adalah makhluk dinamis dan bisa berubah seiring waktu. Di masa kini, menjadi yang terbaik terus-menerus bisa justru melelahkan, terutama jika tidak mudah dicapai.
Fenomena Hustle Culture
Beberapa tahun terakhir, fenomena hustle culture semakin populer. Budaya ini menganggap bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan bekerja keras dan mengutamakan pekerjaan di atas segalanya. Meski tampak seperti gerakan motivasi, hustle culture bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Tara menekankan bahwa terus-menerus bersaing, ingin selalu unggul, dan meningkatkan produktivitas bisa membuat tubuh capek. Ketika tubuh mulai menunjukkan gejala, itu berarti kondisi mental sedang tidak sehat karena cara yang digunakan untuk menghadapi situasi tidak lagi tepat.
Tips Merawat Kesehatan Mental
Meskipun tidak menunjukkan gejala fisik, penting untuk merawat kesehatan mental secara rutin. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah tidur cukup, berlibur, atau meluangkan waktu untuk melakukan hobi. Dengan merawat diri secara teratur, seseorang bisa menjaga keseimbangan antara pikiran dan tubuh.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!