
SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, Menolak Program MBG dan Memilih Dapur Sekolah Mandiri
Sejak beberapa waktu lalu, isu penolakan program Makanan Beragam Bergizi (MBG) oleh SD Muhammadiyah 1 Ketelan di Solo, Jawa Tengah, menjadi perbincangan hangat. Alasan utama penolakan ini adalah karena sekolah sudah memiliki sistem dapur sekolah mandiri yang berjalan selama lebih dari sepuluh tahun. Kebijakan ini juga didukung oleh para orang tua siswa yang khawatir dengan kualitas menu MBG yang dikhawatirkan bisa menyebabkan keracunan.
Orang tua siswa memilih untuk membayar biaya makan siang sebesar Rp10.000 per hari agar anak-anaknya tetap mendapatkan makanan yang sehat dan terjamin keamanannya. Hal ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap sistem dapur sekolah yang telah berjalan secara mandiri.
Dapur Sekolah Sudah Ada Sejak 2015
Dapur dan kantin sehat di SD Muhammadiyah 1 Ketelan dibangun pada tahun 2015. Artinya, sekolah ini sudah menyediakan makan siang sehat selama lebih dari sepuluh tahun. Awal pembangunan dilakukan melalui swadaya masyarakat, termasuk partisipasi dari orang tua, guru, dan warga sekitar. Dana yang digunakan mencapai sekitar 80 juta rupiah, yang digunakan untuk merenovasi ruangan serta membeli peralatan dapur dan kantin sesuai standar kesehatan.
Kepala Sekolah, Sri Sayekti, menjelaskan bahwa proyek ini dimulai dengan kolaborasi yang kuat antara pihak sekolah dan masyarakat. Proses pembangunan tidak hanya dilakukan oleh sekolah sendiri, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak.
Libatkan Orang Tua dan Masyarakat Sekitar
Sekolah mengajak orang tua dan masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam pengelolaan dapur sekolah. Selain itu, guru-guru juga dilibatkan dalam proses pelatihan pekerja dapur. Pihak sekolah juga menjalin kerja sama dengan para petani setempat untuk memastikan pasokan bahan pangan berkualitas.
Selain itu, orang tua siswa diperbolehkan menyumbangkan bahan makanan asalkan memenuhi standar kesehatan. Hal ini menunjukkan komitmen sekolah untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan kepada siswa.
Sistem Prasmanan yang Efisien
Dalam distribusi makan siang, SD Muhammadiyah 1 Ketelan menggunakan sistem prasmanan. Setiap siswa bebas memilih makanan sesuai dengan porsi yang diinginkan. Mereka juga diperbolehkan menambah lauk atau nasi, tetapi harus memastikan semua makanan yang diambil habis.
Salah satu menu yang tersedia adalah sop ayam kampung, nasi hangat, dan tempe goreng. Setelah mengambil makanan, siswa duduk tertib di meja, berdoa, dan segera menghabiskan makan siang. Setelah selesai, mereka membersihkan piring dan menaruhnya kembali di rak di sudut kelas.
Bahan Makanan Teruji Laboratorium
Untuk memastikan kualitas makanan, SD Muhammadiyah 1 Ketelan bekerja sama dengan berbagai institusi seperti Fakultas Kesehatan dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta, STIKES Aisyah Surakarta, RS PKU Muhammadiyah Surakarta, serta organisasi seperti Gita Pertiwi dan Rikolto.
Semua bahan makanan yang digunakan telah melalui uji laboratorium, termasuk kualitas air yang digunakan. Proses pengolahan juga dipastikan halal dan memenuhi standar gizi. Di dinding kantin sekolah, terpampang deretan sertifikat uji yang menunjukkan komitmen sekolah terhadap kesehatan dan keamanan makanan.
Harapan Sekolah untuk Tetap Pertahankan Dapur Sekolah
Meski ada tekanan dari pihak luar, SD Muhammadiyah 1 Ketelan masih berharap dapat mempertahankan sistem dapur sekolah mandiri yang telah berjalan selama bertahun-tahun. Keberadaan dapur ini tidak hanya memberikan makanan sehat bagi siswa, tetapi juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!