
Perubahan Rekomendasi Vaksin dan Obat di Bawah Pemerintahan Trump
Para ahli kesehatan mengkhawatirkan dampak perubahan rekomendasi vaksin dan obat yang terjadi selama pemerintahan Donald Trump. Mereka menilai bahwa perubahan tersebut dapat melemahkan kepercayaan terhadap rekomendasi kesehatan global. Dalam beberapa bulan terakhir, terdapat sejumlah penyesuaian penting dalam pedoman vaksinasi dan penggunaan obat.
Pada bulan September, Komite Penasihat Praktik Imunisasi Amerika Serikat (ACIP) melakukan pembaruan terkait vaksin kombinasi campak-gondongan-rubella-varicella (MMRV) untuk anak-anak serta vaksin COVID-19 untuk seluruh penduduk. Selain itu, ACIP juga merencanakan perubahan dalam rekomendasi vaksin hepatitis B untuk bayi baru lahir, meski keputusan akhir masih ditunda. Namun, Presiden AS saat itu, Donald Trump, menyatakan bahwa vaksin hepatitis B tidak sebaiknya diberikan kepada anak-anak sebelum usia 12 tahun. Saat ini, rekomendasi medis menyatakan bahwa bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis B dalam 18 bulan pertama kehidupannya.
Selain itu, pejabat kesehatan pemerintah juga mengubah rekomendasi penggunaan obat pereda nyeri Tylenol (yang mengandung bahan aktif asetaminofen) selama kehamilan dan masa awal kehidupan anak. Mereka merujuk pada beberapa studi yang menunjukkan korelasi antara penggunaan obat tersebut dengan perubahan perkembangan saraf, termasuk autisme dan ADHD. Namun, konsensus ilmiah menunjukkan bahwa interaksi beragam dari faktor genetik dan lingkungan kemungkinan besar menjadi penyebab utama, bukan hanya karena penggunaan obat selama kehamilan.
Perubahan Rekomendasi Vaksin dan Obat di AS
ACIP telah mengubah rekomendasinya untuk vaksin MMRV dan vaksin COVID-19. Sebelumnya, vaksin kombinasi MMRV direkomendasikan untuk anak-anak di bawah usia 4 tahun. Kini, disarankan agar vaksin MMR diberikan secara terpisah dari vaksin "V" untuk varisela, yang melindungi dari cacar air. Data menunjukkan bahwa 85% anak-anak AS telah menerima vaksin ini secara terpisah.
Anak-anak yang menerima vaksin MMRV kombinasi memiliki risiko sedikit lebih tinggi mengalami kejang dan demam. Namun, jika vaksin dipisah, anak-anak tidak akan terlindungi dari keempat penyakit tersebut sampai memenuhi seluruh dosis vaksin.
Penurunan Tingkat Vaksinasi dan Konsekuensinya
Penurunan tingkat vaksinasi dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan kasus campak tertinggi dalam dua dekade terakhir di AS, serta peningkatan signifikan secara global. Panel pemerintahan Trump tidak merekomendasikan vaksin COVID-19 kepada masyarakat umum, namun juga tidak membatasi resep untuk menerima vaksin tersebut.
Setelah Trump mengaitkan Tylenol dengan autisme, rekomendasi terbaru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan bahwa obat pereda nyeri yang disetujui untuk digunakan selama kehamilan sebaiknya hanya diberikan setelah konsultasi dengan profesional medis.
Perspektif Politisi vs Medis
Trump menyatakan bahwa vaksin hepatitis B tidak diperlukan untuk bayi karena penyakit hepatitis B ditularkan secara seksual. Meskipun benar bahwa hepatitis sering ditularkan melalui aktivitas seksual atau dari ibu ke janin selama kehamilan, ada juga cara penularan lainnya, seperti melalui jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui rute fekal-oral.
Serupa dengan penyebaran virus polio. Kasus polio telah meningkat di beberapa komunitas dengan tingkat vaksinasi yang menurun. Konflik antara pesan politik dan rekomendasi kesehatan yang telah ada sebelumnya sangat disayangkan oleh para ahli.
Dampak Global dari Perubahan Kebijakan AS
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia dan pusat pengembangan medis, apa yang dikatakan dan dilakukan AS dapat memengaruhi persepsi global. Apa yang terjadi di Washington berdampak hingga ke Lagos, Nairobi, Cape Town, dan tempat-tempat lain. Charles Shey Wiysonge, direktur senior di Dewan Riset Medis Afrika Selatan, mengatakan ada risiko bahwa perdebatan vaksin di AS dapat melemahkan rekomendasi kesehatan di negara lain.
Julie Leask, ilmuwan sosial spesialis imunisasi dari Universitas Sydney, juga melihat risiko serupa di Australia. Ia menyarankan masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang diberikan oleh pemerintah AS tentang vaksin.
Saran dari Para Ahli
Ju00f6rg Du00f6tsch, direktur Klinik dan Poliklinik Pediatri dan Kesehatan di Uniklinik Ku00f6ln, Jerman, menekankan pentingnya merujuk pada konsensus ilmiah internasional. Ia menilai bahwa kebijakan pemerintah dan pandangan ilmiah sering kali tidak sejalan, sehingga masyarakat perlu waspada.
Du00f6tsch merekomendasikan agar masyarakat berkonsultasi dengan tenaga medis terpercaya dalam hal pertanyaan kesehatan. Hal ini sangat penting di tengah konflik yang terus berlangsung antara ilmuwan medis dan kelompok non-medis yang menentang vaksin dan terapi yang telah sebelumnya direkomendasikan.
Ia menyarankan untuk berdiskusi dengan orang yang Anda percayai, seperti dokter keluarga, dokter umum, dokter anak, atau ginekolog yang menangani kehamilan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!