
Perempuan Thailand Kehilangan Gelar Miss Grand Setelah Diketahui Masa Lalu
Seorang perempuan asal Thailand yang baru saja dinobatkan sebagai Miss Grand Prachuap Khiri Khan 2026 harus kehilangan gelarnya hanya dalam waktu sehari setelah pengangkatannya. Nama lengkapnya adalah Suphannee u201cBabyu201d Noinonthong, seorang wanita berusia 27 tahun yang awalnya diharapkan mewakili provinsi Prachuap Khiri Khan dalam ajang Miss Grand Thailand 2026.
Baby dinobatkan pada tanggal 20 September 2025 dan dianggap memiliki peluang besar untuk maju ke tingkat nasional. Namun, kejadian tak terduga terjadi pada hari berikutnya, 21 September, ketika penyelenggara mengumumkan bahwa gelarnya dicabut. Penyebab utamanya adalah ditemukannya video lama yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh kontestan.
Dalam pernyataan resmi, panitia menyebutkan bahwa Baby terlibat dalam aktivitas tertentu yang bertentangan dengan prinsip kontes kecantikan. Hal ini membuat mereka memutuskan untuk mencopot jabatannya sebagai Miss Grand Prachuap Khiri Khan 2026. Meski tidak merinci lebih lanjut tentang aktivitas apa yang dimaksud, pihak penyelenggara menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil demi menjaga kredibilitas dan semangat kompetisi.
Permintaan Maaf dari Baby
Menanggapi keputusan tersebut, Baby langsung memberikan pernyataan melalui akun media sosial pribadinya. Ia mengakui bahwa dirinya pernah terlibat dalam pemotretan dan pembuatan video dewasa di masa lalu. Meskipun mengaku menyesali tindakan itu, ia juga menjelaskan alasan di balik keputusannya.
Menurut Baby, tindakan itu diambil karena tekanan ekonomi yang sangat berat. Saat itu, ibunya sedang sakit parah dan terbaring di tempat tidur. Ia mengatakan bahwa tidak ada pilihan lain selain melakukan hal tersebut demi memenuhi kebutuhan mendesak keluarganya. "Saya tidak punya pilihan lain. Semua itu saya lakukan demi ibu saya," tulisnya dalam unggahan tersebut.
Harapan untuk Pemahaman Publik
Meski telah mengakui kesalahannya, Baby tetap menunjukkan rasa penyesalan atas masa lalunya. Ia berharap publik dapat memahami situasi yang dihadapinya dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang pernah mendukungnya dalam perjalanan karier di dunia kontes kecantikan.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi peserta kontes kecantikan di berbagai wilayah. Tidak hanya menguji kecantikan fisik, kompetisi seperti ini juga menuntut para peserta untuk menjaga reputasi dan nilai moral yang baik. Dengan begitu, setiap peserta diharapkan bisa menjadi contoh yang positif bagi masyarakat.
Selain itu, kasus ini juga mengundang diskusi tentang bagaimana sistem seleksi dan penilaian dilakukan dalam kontes kecantikan. Banyak orang mulai mempertanyakan apakah keputusan pencopotan gelar Baby terlalu keras atau apakah ada mekanisme yang kurang transparan dalam prosesnya.
Kendati demikian, yang jelas adalah bahwa kehidupan seorang peserta kontes kecantikan bukan hanya tentang gelar dan prestise, tetapi juga tentang tanggung jawab dan kejujuran. Dengan pengalaman ini, harapan besar diucapkan agar Baby bisa belajar dari kesalahan dan kembali bangkit dengan langkah yang lebih bijak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!