ROICAM 2025: Strategi Canggih Lawan Kanker

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Tantangan Pelayanan Kanker di Indonesia

Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam pelayanan kanker, terutama terkait kesenjangan implementasi yang terjadi di berbagai daerah. Angka kasus kanker terus meningkat, dan data dari Kementerian Kesehatan RI serta Global Cancer Observatory (Globocan) menunjukkan tren yang sangat mengkhawatirkan. Pada 2022, tercatat sebanyak 408.661 kasus baru dengan 242.099 kematian. Diperkirakan akan terjadi peningkatan sebesar 63% pada periode 2025u20132040 jika tidak ada intervensi signifikan.

Kemenkes juga memperkirakan bahwa jumlah kasus kanker akan meningkat lebih dari 70% pada 2050 jika pencegahan dan deteksi dini tidak dikuatkan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan dan pengambil kebijakan.

Masalah dalam Pelayanan Kanker

Menurut dr. Ronald Alexander Hukom, Ketua Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia PERHOMPEDIN Cabang Jakarta, ada banyak masalah dalam pelayanan kanker. Salah satunya adalah keterlambatan diagnosis akibat fasilitas pelayanan yang tidak merata dan akses yang kurang baik. Hal ini menyebabkan tingginya penemuan kanker stadium lanjut pada tahap awal diagnosis.

Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker masih rendah. Kendala lainnya adalah biaya pengobatan yang mahal dan belum semua lini terapi dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di bidang onkologi juga masih terbatas. Hingga September 2025, hanya terdapat 188 dokter spesialis KHOM, dengan prediksi penambahan 150u2013250 orang dalam lima tahun ke depan.

Strategi Perbaikan Pelayanan Kanker

Prof. dr. Nuzirwan Acang, Sp.PD-KHOM, FINASIM, menjelaskan bahwa strategi perbaikan dan pengembangan pelayanan kanker harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan memperluas penyediaan dokter-dokter spesialis penyakit dalam yang tertarik di bidang onkologi (Internist Fellowship of Oncology, IFO). Hal ini bertujuan agar pelayanan onkologi dapat lebih menjangkau hingga daerah perifer.

Prof. Dr. dr. Arry Harryanto Reksodiputro, SpPD, K-HOM, FINASIM, menambahkan bahwa dokter penyakit dalam dan konsultan hematologiu2013onkologi medik (KHOM) akan berperan sebagai penjaga pintu diagnosis awal. Mereka juga menjadi bagian penting dari tim multidisiplin (MDT) dalam tatalaksana kanker, pendidik pasien dan masyarakat, serta agen perubahan dalam riset dan pendidikan kedokteran.

Peran Teknologi dalam Pelayanan Kanker

Sementara itu, Dr. dr. Hilman Tadjoedin, Sp.PD, K-H0M, Kepala Kelompok Staf Medik Hematologi Onkologi Medik RS Kanker Dharmais, menyoroti kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) dalam penanganan kanker. Mulai dari diagnostik sampai terapi, investasi dalam radioterapi canggih, nano-imunoterapi, hingga genomik klinis membawa Indonesia menuju era precision oncology.

Namun, distribusi teknologi ini masih terpusat di kota besar tanpa dukungan SDM dan infrastruktur yang memadai. Hal ini berpotensi memperbesar kesenjangan pelayanan. Kolaborasi antara tenaga kesehatan dan stakeholders menjadi sangat penting dalam mengatasi hal ini.

Kolaborasi Lintas Sektor

dr. Eka Widya Khorinal, Ketua Pelaksana ROICAM 12, menjelaskan bahwa ROICAM merupakan salah satu jembatan kolaborasi antara users dan stakeholders. Kolaborasi dengan berbagai pusat-pusat pelayanan kanker (cancer center) baik pemerintah maupun swasta diharapkan berdampak pada meningkatnya kepercayaan publik pada fasilitas dan pelayanan di dalam negeri.

"Kanker merupakan tantangan besar yang hanya dapat ditangani melalui sinergi lintas sektor. Dokter, tenaga kesehatan, pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat perlu berkolaborasi dalam menciptakan sistem pelayanan yang berkeadilan, modern, dan berkelanjutan," ujarnya.

ROICAM 2025 menjadi momentum untuk memperkuat sinergi ini, dengan tujuan akhir membangun pusat-pusat pelayanan kanker Indonesia yang berkualitas tinggi, terjangkau, dan mampu bersaing di tingkat global.