Seblak Jawa Barat Jadi Favorit di Thailand, Dokter Peringatkan Bahaya Makanan Pedas Berlebihan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Seblak Khas Jawa Barat Menyebar ke Thailand

Seblak, camilan khas Jawa Barat yang dikenal dengan rasa pedas dan berbagai pilihan topping, kini sedang ramai diminati oleh warga Thailand. Makanan ini tidak hanya menjadi bahan percakapan di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga mendapat perhatian besar melalui media sosial seperti Instagram hingga TikTok. Banyak netizen yang menganggap seblak sebagai tantangan tersendiri karena tingkat kepedasan yang beragam.

Namun, di balik sensasi rasa pedasnya, para ahli kesehatan memberikan peringatan penting bagi masyarakat agar tetap bijak dalam mengonsumsi makanan pedas. Profesor Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, menjelaskan bahwa cabai mengandung senyawa capsaicin yang bisa menyebabkan iritasi pada lambung. “Capsaicin dapat meningkatkan pergerakan usus dan menyebabkan refluks asam lambung. Jika terlalu sering dikonsumsi, rasa panas dari cabai justru memperparah gejala refluks,” ujar Ari saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Selain itu, ia juga menyarankan agar masyarakat lebih waspada terhadap produk pedas yang dibuat dengan tambahan zat kimia tertentu, bukan hanya cabai alami. Hal ini penting untuk mencegah risiko gangguan pencernaan yang lebih serius.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastro Entero Hepatologi RSPAD Gatot Soebroto, dr. Deka Larasati, SpPD-KGEH, juga menegaskan bahwa konsumsi makanan pedas dalam jangka panjang dapat memicu nyeri perut dan memperburuk kondisi peradangan lambung, termasuk bagi penderita GERD (gastroesophageal reflux disease). “Efek jangka pendeknya bisa berupa diare dan sakit perut. Karena itu, sebaiknya hindari makanan pedas berlebihan, apalagi jika dikombinasikan dengan obat atau jamu yang juga berisiko mengiritasi lambung,” ujar Deka.

Tips untuk Mengonsumsi Makanan Pedas dengan Aman

Untuk menjaga kesehatan saluran cerna, Deka menyarankan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi serat dari buah dan sayur serta mengurangi asupan makanan berpengawet. Konsumsi serat dapat membantu menjaga keseimbangan sistem pencernaan dan mengurangi risiko gangguan lambung.

Selain itu, penting untuk memperhatikan kadar kepedasan sesuai dengan toleransi tubuh masing-masing individu. Jika seseorang memiliki riwayat penyakit lambung, disarankan untuk membatasi konsumsi makanan pedas atau mencari alternatif makanan yang lebih lembut namun tetap nikmat.

Kesimpulan

Meskipun seblak telah menjadi tren di Thailand dan mendapatkan popularitas yang pesat, masyarakat perlu tetap waspada terhadap dampak negatif dari makanan pedas. Dengan kesadaran akan kesehatan dan pengaturan pola makan yang seimbang, masyarakat dapat menikmati berbagai jenis makanan tanpa harus mengorbankan kesejahteraan kesehatan.