
Mengapa Membaca Berita Negatif Bisa Menyebabkan Kecemasan
Membaca atau menyaksikan berita dengan nada negatif memang menjadi hal yang wajar dilakukan. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental seseorang. Fenomena ini dikenal sebagai doomscrolling, yaitu kebiasaan mengikuti berita negatif secara terus-menerus tanpa batas.
Psikolog Klinis Adela Witami menjelaskan bahwa membaca atau menyaksikan berita negatif sebenarnya merupakan bentuk antisipasi diri untuk menghadapi potensi bahaya di masa depan. Misalnya, ketika ada berita tentang kerusuhan atau demo, banyak orang cenderung mencari informasi lebih lanjut agar bisa waspada dan menghindari situasi yang berpotensi membahayakan.
Namun, jika kebiasaan ini terus-menerus dilakukan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, maka akan menjadi masalah serius. Menurut Adela, sistem otak manusia memiliki area yang bertugas memproses emosi, yaitu amigdala, yang bekerja lebih cepat dibandingkan area lain seperti korteks prefrontal yang bertugas memproses logika. Hal ini membuat berita negatif dapat langsung merangsang emosi, sehingga menimbulkan rasa takut atau cemas.
Dampak Jangka Panjang dari Konsumsi Berita Negatif
Kecemasan yang muncul akibat konsumsi berita negatif dalam jangka panjang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Seseorang mungkin kesulitan dalam bekerja, berkomunikasi sosial, atau bahkan melakukan aktivitas dasar seperti tidur dan makan. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa berkembang menjadi trauma.
Adela menyoroti bahwa fenomena demo dan bentrokan yang terjadi belakangan ini telah memengaruhi kesehatan mental publik. Banyak warga yang mengalami gejala seperti sulit bernapas, perasaan tegang di leher, atau bahkan menangis saat melihat berita negatif. Untuk itu, ia dan komunitas psikolog mengadakan konseling gratis, yang dalam dua hari saja menerima lebih dari 160 pengunjung.
Tips untuk Mengatur Konsumsi Berita
Meski membaca berita tetap penting, Adela menekankan perlunya regulasi dalam mengonsumsinya. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah dengan menetapkan jadwal atau jendela konsumsi berita. Contohnya, tidak membaca berita dari jam 8 pagi hingga 6 sore. Lalu, jendela konsumsi berita bisa dibuka selama dua jam pada malam hari.
Dengan demikian, seseorang bisa tetap mendapatkan informasi yang relevan tanpa terlalu terpapar oleh berita negatif yang bisa memicu stres dan kecemasan. Selain itu, penting juga untuk menjaga keseimbangan antara informasi dan waktu istirahat, agar pikiran tetap sehat dan tenang.
Kesimpulan
Konsumsi berita negatif memang wajar, namun harus dilakukan dengan bijak. Terlalu banyak terpapar berita negatif bisa memicu kecemasan dan gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu dan cara mengonsumsi berita, serta memperhatikan kesehatan mental secara keseluruhan. Dengan langkah-langkah sederhana seperti menetapkan jadwal berita, seseorang bisa tetap terinformasi tanpa terganggu oleh dampak negatifnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!