
Alergi Telur: Apa yang Perlu Diketahui?
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat populer dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Selain harganya terjangkau, kandungan nutrisinya juga cukup lengkap. Namun, di balik manfaatnya, telur bisa menjadi pemicu alergi bagi sebagian orang. Pertanyaannya adalah, apakah benar telur bisa menyebabkan alergi? Dan apa saja dampaknya terhadap kesehatan?
Fakta Medis tentang Alergi Telur
Alergi telur terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam putih atau kuning telur. Kondisi ini lebih umum dialami oleh anak-anak, meskipun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Menurut dr. Rina Lestari, Sp.A, dokter spesialis anak dari RSUD Jakarta, reaksi alergi biasanya dipicu oleh protein dalam putih telur seperti ovalbumin, ovomucoid, dan ovomucin. Beberapa orang juga bisa bereaksi terhadap protein di kuning telur.
Gejala Alergi Telur yang Umum Terjadi
Gejala alergi telur bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umum dialami antara lain:
- Ruam kulit atau gatal-gatal
- Pembengkakan di wajah, bibir, atau lidah
- Mual, muntah, atau sakit perut
- Batuk, sesak napas, atau mengi
Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi telur bisa menyebabkan anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang berpotensi mengancam nyawa.
Siapa yang Berisiko Mengalami Alergi Telur?
Alergi telur lebih umum terjadi pada anak-anak, terutama yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi alergi seperti asma, eksim, atau rinitis alergi. Kabar baiknya, banyak anak yang "sembuh" dari alergi telur seiring bertambahnya usia. Namun, penting untuk tetap waspada dan memperhatikan tanda-tanda alergi jika ada riwayat keluarga yang mengalami kondisi serupa.
Dampak Alergi Telur terhadap Kesehatan
Bagi penderita alergi, mengonsumsi telur bahkan dalam jumlah kecil dapat menyebabkan reaksi serius. Karena itu, mereka harus sangat berhati-hati terhadap makanan olahan yang mengandung telur, seperti roti, kue, mayones, dan makanan cepat saji. Selain itu, alergi telur juga bisa memengaruhi status gizi seseorang. Jika tidak dikelola dengan baik, pantangan terhadap telur bisa menyebabkan kekurangan asupan protein dan vitamin penting.
Langkah yang Harus Dilakukan
Jika Anda mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi telur, sebaiknya segera konsultasi ke dokter atau ahli alergi untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut. Tes alergi seperti skin prick test atau tes darah bisa membantu menentukan apakah Anda benar-benar alergi terhadap telur.
Jika terbukti alergi, dokter biasanya menyarankan untuk menghindari telur dan produk turunannya. Namun, dalam beberapa kasus, orang dengan alergi ringan masih bisa mengonsumsi telur yang telah dimasak matang atau digunakan dalam makanan yang dipanggang.
Kesimpulan
Meskipun telur merupakan makanan bergizi tinggi, bagi sebagian orang, telur bisa menjadi sumber masalah kesehatan karena reaksi alergi yang ditimbulkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami tanda-tanda alergi dan berkonsultasi dengan tenaga medis agar bisa tetap menjalani pola makan sehat tanpa risiko. Dengan pengelolaan yang tepat, penderita alergi telur tetap bisa mendapatkan nutrisi yang cukup melalui alternatif makanan lain yang aman.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!