Arkeolog Temukan Bukti Kaisar Cina Pertama Mencari Obat Abadi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Sejarah dan Mitos di Balik Prasasti Kuno di Danau Gyaring

China dikenal dengan pengobatan tradisional yang sudah berkembang selama berabad-abad. Dalam sejarahnya, banyak tokoh penting yang tertarik pada pengobatan dan obat-obatan. Salah satunya adalah Kaisar Pertama China, Qin Shi Huang, yang sangat memperhatikan pengobatan dan kehidupan abadi.

Pada masa lalu, Kaisar Qin melakukan ekspedisi ke Pegunungan Kunlun di barat laut China untuk mencari ramuan hidup abadi. Kisah ini tercatat dalam prasasti kuno yang ditemukan di Danau Gyaring, Qinghai, Tibet. Temuan ini menimbulkan perdebatan panjang di kalangan akademisi.

Beberapa ahli meragukan keaslian prasasti tersebut karena isinya mencatat perjalanan ke wilayah yang dianggap tidak mungkin bisa dijangkau pada masa itu. Selain itu, diperkirakan catatan itu berusia lebih dari 2.000 tahun. Namun, perdebatan tersebut berakhir setelah otoritas budaya China melakukan penelitian ilmiah terkait temuan tersebut. Hasil autentikasi resmi menyatakan bahwa prasasti berusia 2.200 tahun itu asli dan benar berasal dari era Dinasti Qin.

Penelitian ini memberi bukti arkeologis pertama tentang ekspedisi Kaisar Qin ke Pegunungan Kunlun, melengkapi catatan sejarah obsesinya terhadap obat untuk kehidupan abadi.

Proses Pembuktian Ilmiah

Penelitian ilmiah dilakukan melalui pemeriksaan menyeluruh di lapangan dan laboratorium. Para ahli menganalisis komposisi batu pasir kuarsa, bekas pahatan, serta pola pelapukan alami yang konsisten dengan usia ribuan tahun.

Arkeolog Zhao Chao yang terlibat dalam penelitian ini mengungkapkan metode ilmiah sistematis mereka dalam pembuktian prasasti tersebut. "Metode ilmiah yang sistematis diterapkan untuk menentukan usia dan mengautentikasi prasasti batu kuno ini, sekaligus menjadi model baru dalam autentikasi prasasti batu di China," katanya.

Hasilnya menepis kecurigaan bahwa prasasti tersebut adalah ukiran modern. Alat pahat dan gaya tulisan dinilai sesuai dengan teknik era Qin.

Isi Prasasti dan Catatan Ekspedisi

Prasasti itu terdiri dari 37 karakter dalam aksara kecil Dinasti Qin. Teksnya mencatat perintah Qin Shi Huang kepada pejabat Wu Dafu Yi untuk memimpin rombongan alkemis menuju Kunlun. Tercatat bahwa ekspedisi tersebut dilakukan pada tahun ke-37 masa pemerintahannya atau sekitar 210 SM, tepat sebelum kematiannya.

Para alkemis diperintahkan mengumpulkan u201cyaou201d, istilah untuk bahan obat yang mencakup tanaman, mineral, hingga ramuan keabadian. Menurut laporan resmi, perjalanan itu dilakukan menggunakan kereta dan berhasil mencapai Danau Zhaling di bulan ketiga kalender China kuno.

Awalnya Akademisi Skeptis

Pada awalnya, banyak arkeolog meragukan keaslian temuan itu. Mereka menilai perjalanan menuju dataran tinggi Tibet setinggi 4.300 meter hampir mustahil dilakukan pada era tersebut. Namun, penelitian lapangan menemukan 75 situs peninggalan budaya di radius 150 kilometer dari lokasi prasasti.

Temuan itu menunjukkan kawasan tersebut memang sudah dihuni sejak lama, sehingga keberadaan ekspedisi Qin menjadi masuk akal.

Mitologi Kunlun

Pegunungan Kunlun yang terletak di perbatasan China dan India sejak lama digambarkan sebagai "gunung para dewa" dalam teks klasik dan sumber Sungai Kuning. Catatan dalam kamus Erya abad ke-3 SM menyebut Kunlun sebagai u201cleluhur segala gunungu201d.

Lokasi prasasti yang berdekatan dengan hulu Sungai Kuning memperkuat kaitan mitologi dengan catatan ekspedisi Qin. Hal ini menambah bobot historis prasasti sebagai bukti keterhubungan mitos dan praktik politik kekuasaan pada masa itu.

Obsesi Kaisar Qin terhadap Kehidupan Abadi

Bukti prasasti ini juga terkait erat dengan catatan sejarah bahwa Qin Shi Huang terobsesi pada keabadian. Sejumlah catatan menyebut ia mengirim ekspedisi ke berbagai arah, termasuk ke Jepang dan Tibet, demi menemukan ramuan abadi.

Ironisnya, kaisar pertama China itu meninggal pada tahun yang sama setelah mengonsumsi ramuan berbahan merkuri yang diyakini bisa memperpanjang usia. Catatan sejarah menegaskan bahwa ramuan itu justru meracuni tubuhnya.

Sementara itu, penetapan keaslian prasasti di Danau Gyaring menambah pemahaman baru mengenai cakupan eksplorasi Dinasti Qin. Hal ini menunjukkan kemampuan logistik dan pengetahuan geografi pada masa itu lebih maju dari dugaan banyak ahli.

Lebih jauh, prasasti ini menjadi bukti konkret yang menghubungkan legenda tentang eliksir keabadian dengan langkah nyata sang kaisar. Penemuan ini sekaligus menutup perdebatan akademik yang sempat berlangsung selama bertahun-tahun.