
Pentingnya Menjaga Massa Otot di Usia 40 Tahun Ke Atas
Usia bukan menjadi penghalang untuk tetap bugar dan memiliki massa otot yang kuat. Justru, ketika seseorang memasuki usia 40 tahun ke atas, menjaga massa otot menjadi semakin penting. Otot yang sehat tidak hanya berdampak pada penampilan, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan tulang, metabolisme tubuh, serta mencegah berbagai penyakit kronis.
Atlet binaraga profesional Ade Rai mengungkapkan bahwa banyak orang di usia ini masih terjebak dalam kesalahan-kesalahan umum saat melakukan latihan otot. Kesalahan ini bisa menyebabkan hasil latihan yang kurang maksimal, bahkan berujung pada cedera atau kehilangan massa otot. Berikut adalah tujuh kesalahan utama yang perlu dihindari:
1. Latihan Beban Terlalu Ringan
Banyak orang yang berusia 40 tahun ke atas cenderung memilih beban ringan dengan repetisi tinggi. Padahal, otot justru membutuhkan intensitas beban yang cukup berat dengan kisaran 6–12 repetisi agar dapat tumbuh. Prinsip progresive overload—meningkatkan beban secara bertahap—merupakan kunci dalam pembentukan otot. Namun, ada pengecualian, seperti untuk otot betis, lengan bawah, dan perut yang lebih merespons repetisi tinggi dengan beban lebih ringan.
2. Terlalu Banyak Kardio
Latihan kardio sangat bermanfaat bagi jantung dan daya tahan tubuh. Namun, jika dilakukan terlalu berlebihan, justru dapat mengurangi massa otot. Sebaiknya, lakukan latihan beban terlebih dahulu, lalu akhiri dengan kardio singkat untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan dan kebugaran.
3. Menggabungkan Kardio dan Beban dalam Satu Sesi
Meskipun menggabungkan kardio dan latihan beban bukanlah hal yang salah, namun hal ini kurang optimal bagi pembentukan otot. Tubuh memerlukan fokus energi pada jenis latihan tertentu. Jika tujuan utama adalah membentuk otot, lebih baik memisahkan sesi kardio dan latihan beban agar hasilnya maksimal.
4. Diet Terlalu Ketat
Banyak orang salah kaprah dengan pola makan yang terlalu ketat, seperti clean eating berlebihan atau puasa ekstrem. Padahal, tubuh membutuhkan asupan karbohidrat, protein, dan sodium yang cukup untuk menjaga energi, hormon, dan massa otot. Fleksibilitas dalam pola makan justru penting agar tidak menimbulkan stres metabolik.
5. Kurang Asupan Protein
Mitos lama menyebut bahwa protein berbahaya bagi ginjal, sehingga banyak orang mengurangi konsumsinya. Padahal, kebutuhan protein justru meningkat seiring bertambahnya usia. Idealnya, konsumsi 30–50 gram protein per makan, atau sekitar 2 gram per kilogram lean body mass per hari. Protein berperan penting dalam perbaikan dan pertumbuhan otot.
6. Kekurangan Mikronutrien
Selain makronutrien, tubuh juga memerlukan vitamin dan mineral penting seperti vitamin D, zinc, magnesium, hingga kreatin. Defisiensi mikronutrien dapat mengganggu produksi hormon testosteron, kualitas tidur, hingga pemulihan otot. Suplementasi tepat bisa membantu menjaga fungsi tubuh tetap optimal.
7. Kurang Istirahat & Tingkat Stres Tinggi
Otot tumbuh saat istirahat, bukan ketika berlatih. Kurang tidur dan stres kronis meningkatkan kadar kortisol, hormon yang menghambat pemulihan otot. Tanda-tanda stres kronis bisa terlihat dari fisik: perut buncit, otot kaki mengecil, wajah tembam, hingga pantat yang kehilangan massa otot. Manajemen stres, tidur cukup, dan relaksasi menjadi faktor kunci dalam membentuk tubuh ideal.
Membangun otot di usia 40 tahun ke atas bukanlah hal mustahil, asalkan menghindari kesalahan umum seperti beban terlalu ringan, kardio berlebihan, diet ekstrem, hingga kurang istirahat. Kunci keberhasilan ada pada latihan progresif, pola makan seimbang dengan protein cukup, pemenuhan mikronutrien, serta pengelolaan stres dan tidur berkualitas. Dengan pendekatan tepat, tubuh tetap bisa bugar dan berotot meski usia terus bertambah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!