Kunjungan Tim Kesehatan untuk Balita dengan Gizi Buruk di Pesawaran
Balita berusia 2 tahun 6 bulan, Muhammad Aefudin, asal Desa Bayas Jaya, Kecamatan Way Khilau, kembali menjadi perhatian masyarakat setelah kondisinya membaik setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Dinas Kesehatan (Diskes) Pesawaran bersama Puskesmas Kota Jawa melakukan kunjungan ke rumah Aefudin pada Kamis (25/9/2025). Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memastikan perkembangan kondisi balita tersebut setelah menjalani perawatan di RSUD Pesawaran dan RSUD Abdoel Moeloek Lampung.
Kabid Kesehatan Masyarakat Diskes Pesawaran, Trio Pranoto, menyampaikan bahwa kondisi Aefudin menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Ia sudah mulai makan dan minum dengan baik. Namun, ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam pemantauan dan pengasuhan anak. Menurutnya, Puskesmas akan terus melakukan pemantauan rutin bersama bidan desa dan kader posyandu agar kondisi Aefudin tetap stabil.
Penyakit Penyerta yang Menghambat Pemulihan
Aefudin didiagnosis mengalami gizi buruk tipe kwashiorkor. Selain itu, ia juga memiliki penyakit penyerta seperti anemia defisiensi zat besi, kecacingan, TBC, dan ikterik. Kondisi ini membuat penyerapan nutrisi dari makanan menjadi lebih sulit. Untuk itu, Aefudin kembali dijadwalkan menjalani perawatan lanjutan di RSUD Abdoel Moeloek pada Jumat (26/9/2025), dengan pendampingan dari Puskesmas Kota Jawa dan bidan desa.
Kepala Puskesmas Kota Jawa, dr. Abimanyu, menjelaskan bahwa sejak awal kasus ini muncul, pihak medis telah bekerja keras untuk menangani kondisi Aefudin. Pemerintah desa, kader posyandu, dan tenaga gizi Puskesmas Kota Jawa telah melakukan intervensi sejak Mei 2024. Saat itu, berat badan Aefudin stagnan di kisaran 7,5u20138 kilogram. Pada Juli 2024, ia masuk ke program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal BOK Kemenkes selama dua bulan, termasuk pemberian obat cacing dan pemantauan gizi. Hingga akhir 2024, kondisinya membaik.
Namun, pada April 2025, kondisi Aefudin kembali memburuk. Pemerintah desa bersama bidan dan petugas gizi merujuknya ke RSUD Pesawaran, di mana ditemukan adanya infeksi kecacingan dan anemia ringan. Setelah dirawat, ia dipulangkan dengan kewajiban kontrol bulanan. Sayangnya, keluarga tidak memenuhi kewajiban tersebut.
Peran Keluarga dalam Pemulihan
Pada Agustus 2025, kondisi Aefudin semakin drop. Petugas desa, bidan, dan kader kesehatan akhirnya membawa kembali anak tersebut ke IGD RSUD Pesawaran. Sejak 26 Agustus 2025, Aefudin mendapat perawatan penuh di rumah sakit daerah. Kepala Dinas Kesehatan Pesawaran, Media Apriliana, menegaskan bahwa pemerintah daerah dan tenaga medis telah bekerja sejak awal kasus ini muncul.
Ia menambahkan bahwa penanganan gizi buruk tidak hanya bergantung pada intervensi pemerintah, tetapi juga kepatuhan keluarga. u201cPemerintah tidak tinggal diam. Kami memastikan intervensi berjalan, tapi keluarga harus disiplin melanjutkan kontrol agar kondisi pasien stabil,u201d ujarnya.
Dukungan Lengkap untuk Keluarga Aefudin
Selain dukungan kesehatan, keluarga Aefudin tercatat sebagai penerima bantuan sosial pemerintah, seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan BPJS Kesehatan PBI aktif. Aefudin juga telah dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung menggunakan ambulans desa untuk mendapatkan perawatan intensif dengan BPJS Kesehatan PBI.
Sekretaris Desa Bayas Jaya, Andre Zafano, menyampaikan bahwa pemerintah desa siap memberikan dukungan penuh bagi keluarga Aefudin. Dengan adanya perawatan intensif dan bantuan sosial, diharapkan kondisi Aefudin dapat segera pulih dan kembali sehat.
Pengaruh Pemimpin dalam Penanganan Kasus
Wakil Bupati Pesawaran, Antonius Muhammad Ali, bersama Ketua TP PKK Kabupaten Pesawaran Cindy Aria Anton, menjenguk Aefudin di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM) pada Senin (15/9/2025). Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memastikan pelayanan kesehatan yang baik hingga pasien pulih. Anton juga menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam menjaga kesehatan anak, termasuk menghentikan kebiasaan merokok di sekitar anak.
Anton menginstruksikan Dinas Kesehatan bersama jajaran puskesmas untuk memperkuat upaya jemput bola agar kasus serupa bisa dicegah. u201cJika masyarakat tidak datang ke posyandu, maka petugas harus turun langsung. Kita adalah pelayan masyarakat, dan pelayanan terbaik harus diberikan,u201d tegasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!