Doom Scrolling: Pengaruh pada Kesehatan Mental di Era Digital

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Apa Itu Doom Scrolling dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental

Di era digital yang penuh informasi, banyak orang sering membuka ponsel untuk melihat berita. Awalnya hanya sekadar mengecek update terbaru, namun lama-lama kebiasaan ini bisa berubah menjadi kecanduan. Mereka terus-menerus menggulir berita negatif tanpa sadar bahwa hal itu justru memengaruhi kesehatan mental mereka. Inilah yang dikenal sebagai doom scrolling.

Penelitian dari University of Florida menunjukkan bahwa doom scrolling bukan sekadar tren bahasa, tetapi perilaku unik yang berbeda dari sekadar mencari berita. Awalnya, orang melakukan ini agar tetap up-to-date, namun lambat lau berubah menjadi obsesi. Mereka mencari kabar buruk meski sudah menyadari bahwa hal tersebut membuat perasaan semakin tertekan.

Menariknya, penelitian ini juga menemukan bahwa doom scrolling lebih sering terjadi pada usia muda dan cenderung lebih banyak dilakukan oleh laki-laki. Meski demikian, dampaknya tidak mengenal batas usia. Siapa pun bisa terjebak dalam lingkaran ini.

Apakah Kecemasan Menyebabkan Doom Scrolling atau Sebaliknya?

Pertanyaan utamanya adalah apakah doom scrolling menyebabkan kecemasan, ataukah kecemasan yang memicu doom scrolling? Para peneliti menyatakan bahwa keduanya saling mempengaruhi, sehingga menciptakan siklus yang sulit diputus. Ini berarti bahwa seseorang yang cemas akan lebih rentan melakukan doom scrolling, sementara kebiasaan ini justru memperparah rasa cemas tersebut.

Studi lain yang dipublikasikan di PMC mengembangkan sebuah instrumen bernama doom scrolling scale. Alat ini digunakan untuk mengukur sejauh mana seseorang terjebak dalam perilaku ini. Hasilnya menunjukkan bahwa doom scrolling memiliki hubungan erat dengan sifat kepribadian tertentu, seperti neurotisisme (mudah cemas), kebutuhan tinggi akan informasi, serta rasa takut ketinggalan (FOMO). Orang dengan skor doom scrolling tinggi juga melaporkan kondisi kesehatan mental yang lebih buruk, mulai dari stres hingga gejala depresi.

Doom Scrolling dan Kecemasan Mendalam

Selain itu, ScienceDirect menambahkan dimensi lain, yaitu doom scrolling dapat memicu existential anxiety. Ini adalah kecemasan mendalam terkait makna hidup, rasa kehilangan kendali, hingga ketakutan akan masa depan. Artinya, doom scrolling bukan hanya sekadar kebiasaan buruk, tapi bisa mengguncang aspek fundamental psikologis manusia.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menurunkan kualitas hidup, memengaruhi kepercayaan terhadap dunia luar, dan bahkan menciptakan rasa putus asa kolektif. Fenomena ini menunjukkan bahwa doom scrolling lebih kompleks dari yang terlihat. Ia bukan hanya tentang konsumsi berita, melainkan cerminan interaksi antara sifat pribadi, kecemasan sosial, dan cara media digital mendistribusikan informasi.

Dampak Negatif dari Doom Scrolling

Algoritma media sosial sering kali menonjolkan konten sensasional dan negatif, yang semakin memperpanjang kebiasaan doom scrolling. Dampaknya jelas, yakni tidur terganggu, produktivitas menurun, hingga munculnya perasaan putus asa. Bahkan dalam beberapa kasus, doom scrolling mengikis kemampuan untuk menikmati momen positif, karena pikiran terus dibanjiri kabar buruk.

Namun, tak sedikit pula orang yang mulai sadar bahwa doom scrolling tidak sehat dan berusaha mengurangi kebiasaan ini. Para ahli menyarankan strategi sederhana seperti membatasi waktu konsumsi berita, mengurangi notifikasi, mencari konten positif sebagai penyeimbang, dan melatih kesadaran diri. Cara-cara kecil ini terbukti efektif untuk memutus siklus negatif doom scrolling dan mengembalikan keseimbangan psikologis.

Kesimpulan: Doom Scrolling sebagai Refleksi Era Digital

Pada akhirnya, doom scrolling adalah refleksi dari era digital yang penuh ketidakpastian. Ia menunjukkan betapa mudahnya manusia terjebak dalam arus informasi negatif, dan betapa pentingnya membangun kesadaran untuk memilah berita yang benar-benar bermanfaat.

Doom scrolling bisa terlihat remeh, namun dampaknya pada kesehatan mental sangat nyata. Jadi, sebelum jari kembali menggulir tanpa henti, tanyakan pada diri sendiri, apakah informasi ini membuat kita lebih tenang, atau justru lebih cemas? Karena di balik layar ponsel, kesehatan mental kita tetaplah hal yang paling berharga.