
Pentingnya Deteksi Dini dalam Pengobatan Kanker Payudara
Banyak perempuan mengalami kecemasan dan ketakutan saat ingin memeriksakan diri setelah menemukan gejala kanker payudara. Padahal, deteksi dini menjadi faktor kunci yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien. Pasien yang terdiagnosis pada tahap awal cenderung lebih mudah menjalani pengobatan dibandingkan mereka yang baru mengetahui penyakitnya di tahap lanjut.
Dokter Spesialis Hematologi dan Onkologi Medik MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Jeffrey Beta Tenggara, SpPD-KHOM, menjelaskan bahwa semakin dini kanker payudara ditemukan, semakin sederhana proses terapi yang harus dijalani pasien. Ia menyampaikan hal ini kepada wartawan pada Selasa (30/9), dengan menekankan pentingnya waktu dalam pengobatan.
“Jika kita bisa mengetahui kanker dalam stadium yang lebih awal, pengobatannya jauh lebih mudah dibandingkan jika sudah mencapai stadium lanjut. Pada stadium awal, pengobatan bisa selesai dalam waktu sekitar satu tahun. Namun, jika sudah sampai stadium lanjut, pengobatan menjadi pencegahan seumur hidup,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa perbedaan waktu dan kompleksitas pengobatan ini harus menjadi perhatian serius bagi masyarakat, terutama perempuan. Mereka tidak boleh menunda untuk memeriksakan diri ketika menemukan gejala kanker payudara.
“Pada stadium awal, pengobatan lebih cepat selesai. Namun, jika sudah mencapai stadium lanjut, pengobatan bisa berlangsung sangat lama,” tambahnya.
dr. Jeffrey juga berbagi pengalamannya pribadi ketika mendampingi ibunya yang terdiagnosis kanker payudara. Ia mengaku memahami betul beban yang dialami pasien dan keluarga selama proses pengobatan.
“Kedua orang tua saya juga menderita kanker, dan kini telah menjadi survivor. Ayah saya menderita kanker prostat, sedangkan ibu saya kanker payudara. Untungnya, ibu saya tidak menunda. Saat merasakan benjolan, ia langsung melakukan pemeriksaan dan segera menjalani terapi. Meskipun jenisnya triple negatif, pengobatannya bisa selesai dalam satu tahun dengan imunoterapi,” jelasnya.
Namun, dr. Jeffrey tidak menampik bahwa perjalanan terapi kanker tidaklah mudah. Selain tantangan fisik, mental pasien dan keluarga juga diuji selama proses pengobatan.
“Saat seseorang menjalani kemoterapi, bukan hanya tubuhnya yang lelah, tetapi juga pikirannya. Harus sering masuk dan keluar rumah sakit, serta menghadapi naik turunnya emosi. Sebagai keluarga, kita harus lebih sabar dan tidak mudah terbawa emosi. Itu bagian dari latihan kesabaran,” tutur dr. Jeffrey.
Ia menegaskan bahwa dukungan keluarga dan deteksi dini menjadi dua hal yang sangat menentukan. Pasien yang segera memeriksakan diri ketika menemukan tanda-tanda mencurigakan memiliki peluang lebih besar untuk sembuh dan kembali sehat.
“Jangan takut melakukan pemeriksaan. Kanker payudara bisa diatasi lebih mudah jika diketahui sejak awal,” pungkasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!