
Penjelasan Korwil BGN Palangka Raya Mengenai Insiden Kesehatan Siswa SD
Korwil Badan Gizi Nasional (BGN) Palangka Raya, Nur Izzah Dinillah, memberikan penjelasan terkait insiden yang dialami oleh 27 siswa SD di kota setempat setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, meskipun ada gangguan kesehatan yang terjadi, pihaknya tidak menyebut kejadian tersebut sebagai keracunan.
Nur Izzah menjelaskan bahwa faktor-faktor tertentu berkontribusi pada kondisi siswa tersebut. Beberapa anak sebelumnya sudah mengalami radang tenggorokan dan imunitas mereka sedang menurun. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap dampak dari saus cepat saji yang dikonsumsi.
“Kami membenarkan bahwa telah terjadi insiden sejumlah siswa mengalami gangguan kesehatan. Namun, kami menegaskan bahwa kami tidak dapat menyatakan insiden ini sebagai 'keracunan', karena adanya banyak faktor,” ujar Nur dalam pernyataan resmi.
Pihak BGN telah menawarkan untuk merujuk siswa yang mengalami gejala ke fasilitas kesehatan. Namun, pihak sekolah memutuskan untuk tidak melanjutkan rujukan tersebut setelah memberikan pertolongan pertama. Nur menegaskan bahwa seluruh siswa yang mengalami gejala telah pulih sepenuhnya dan kembali beraktivitas seperti biasa, termasuk mengikuti program MBG.
Dia juga menyampaikan bahwa tidak ada dampak trauma yang ditimbulkan dari kejadian ini. BGN akan terus memperketat prosedur operasional standar (SOP) untuk memastikan bahwa program MBG di Kota Palangka Raya terbebas dari keracunan massal. Komitmen BGN adalah meningkatkan kualitas dan keamanan program ini demi kebaikan para penerima manfaat, khususnya di wilayah Palangka Raya.
Laporan Awal Mengenai Keracunan Siswa SD
Sebelumnya, diberitakan bahwa sebanyak 27 siswa SD di Kota Palangka Raya diduga mengalami keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Informasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Palangka Raya, Jayani.
Menurut Jayani, laporan keracunan tersebut berasal dari puskesmas, yang mencatat kejadian ini terjadi sekitar dua minggu lalu. Ia mengungkapkan bahwa jumlah siswa yang terkena dampak adalah sekitar 27 orang, yang semuanya merupakan siswa SD.
Jayani menyebutkan bahwa siswa-siswi yang terkena dampak keracunan berada di jenjang SD yang berada di Kelurahan Bukit Tunggal. Ia tidak menyebutkan secara spesifik sekolah tempat kejadian tersebut. Meski begitu, ia membenarkan bahwa laporan mengenai keracunan itu berasal dari pihak sekolah, orangtua siswa, serta tenaga kesehatan.
Menurut informasi yang diperoleh, salah satu kemungkinan penyebab keracunan adalah bahan saos yang kedaluwarsa. Hal ini ditegaskan oleh orangtua siswa, yang menjadi sumber laporan awal.
Langkah yang Diambil Setelah Kejadian
Setelah kejadian tersebut, pihak sekolah segera memberikan pertolongan pertama kepada siswa yang terkena dampak. Namun, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan rujukan ke fasilitas kesehatan. Sampai saat ini, semua siswa telah pulih sepenuhnya dan kembali beraktivitas normal.
Pihak BGN berkomitmen untuk terus memperkuat sistem pengawasan dan kontrol dalam pelaksanaan program MBG. Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap menu yang disajikan aman dan sesuai dengan standar kesehatan.
Selain itu, BGN juga akan melakukan evaluasi terhadap prosedur yang ada agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program MBG dapat terus berjalan lancar dan memberikan manfaat optimal bagi siswa SD di Kota Palangka Raya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!