
Renungan Harian Keluarga Kristen: Allah Berkenan Kepada Pertobatan Orang Fasik Supaya Ia Hidup
Dalam renungan harian keluarga Kristen hari ini, kita diingatkan dengan firman Tuhan yang terdapat dalam kitab Yehezkiel pasal 33 ayat 10-11. Ayat tersebut menyampaikan pesan penting tentang keinginan Tuhan untuk melihat umat-Nya bertobat dan hidup kembali.
Ayat 10 menggambarkan situasi di mana orang-orang Israel merasa bahwa dosa mereka telah membawa kepada kehancuran. Mereka berpikir bahwa tidak ada jalan lagi bagi mereka untuk tetap hidup. Namun, dalam ayat 11, Tuhan menyatakan bahwa Dia tidak ingin melihat orang fasik mati, tetapi lebih menginginkan mereka bertobat dan hidup. Pesan ini menegaskan bahwa Tuhan memiliki keinginan yang tulus untuk memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk kembali kepada-Nya.
Tema renungan hari ini adalah tentang bagaimana Allah berkenan kepada pertobatan orang fasik agar ia hidup. Ini menjadi pengingat bahwa Tuhan tidak hanya menuntut kesempurnaan, tetapi juga memberi ruang bagi perubahan dan pemulihan.
Memahami Makna Kata-Kata Penting
Dalam teks ini, ada tiga kata yang sangat penting untuk dipahami: berkenan, pertobatan, dan hidup.
Kata "berkenan" dalam bahasa Ibrani adalah khapats, yang artinya menginginkan, menghendaki, atau senang. Dengan demikian, Tuhan tidak hanya sekadar memperhatikan orang-orang yang berdosa, tetapi Dia benar-benar ingin melihat mereka berubah.
Kata "pertobatan" dalam bahasa Ibrani adalah sub, yang bermakna kembali, pulang, berbalik, atau memperbaiki. Ini menunjukkan bahwa pertobatan bukan hanya sekadar rasa bersalah, tetapi juga tindakan nyata untuk kembali kepada Tuhan dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Sementara itu, kata "hidup" dalam bahasa Ibrani adalah hayah, yang mengandung makna ada, tetap hidup, atau terus hidup. Ini mengingatkan kita bahwa kehidupan yang sejati adalah kehidupan yang diberkati oleh Tuhan, bukan hanya kehidupan secara fisik.
Pentingnya Bertobat dan Menjadi Contoh
Sebagai orang percaya, kita diajak untuk hidup dalam kasih karunia Tuhan, bukan dalam kuasa dosa dan maut. Setiap orang tua memiliki tanggung jawab untuk memperingatkan dan mendidik keluarga mereka agar taat dan setia kepada Tuhan. Di era digital yang penuh tantangan ini, penting bagi orang tua untuk tetap waspada dan aktif dalam membangun iman anak-anak mereka.
Pertobatan juga harus menjadi bagian dari kehidupan suami-istri. Dengan hidup takut akan Tuhan, keluarga dapat menjadi saksi yang kuat dan berpengaruh dalam masyarakat. Tugas sebagai orang tua adalah menjaga dan membimbing anak-anak serta keluarga agar tetap hidup dalam kehendak Tuhan.
Doa untuk Hati yang Terbuka
Dalam doa, kita memohon kepada Tuhan agar diberi hati yang mau diingatkan dan ditegur. Kita berharap ketika ditegur, hati kita tidak mengeraskan, tetapi justru mau membaharui kehidupan. Kita juga memohon kemampuan untuk hidup sesuai kehendak Tuhan, sehingga dapat diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain.
Semua hal ini dilakukan dengan keyakinan bahwa Tuhan menginginkan kita hidup, bukan mati dalam dosa. Dengan pertobatan, kita bisa kembali kepada-Nya dan menjalani kehidupan yang penuh makna dan berkah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!