Tempe, Makanan Tradisional Indonesia yang Kini Menjelma Jadi Simbol Gaya Hidup Sehat di Inggris
Tempe, makanan tradisional asal Indonesia, kini sedang menjadi perhatian besar di Eropa, terutama di Inggris. Sebagai alternatif protein nabati yang populer, tempe menawarkan keunikan yang berbeda dari produk-produk lainnya. Dengan tekstur padat, rasa gurih alami, dan kandungan nutrisi yang tinggi, tempe mulai diterima oleh konsumen di negara-negara Barat.
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas tempe meningkat pesat, bahkan melebihi penjualan produk pengganti daging seperti burger vegan atau sosis nabati. Hal ini terjadi di tengah tren perubahan pola makan masyarakat Inggris yang semakin memilih mengurangi konsumsi daging. Banyak orang mulai beralih ke makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan, dan tempe menjadi pilihan yang menarik.
Tahu vs. Tempe: Persaingan di Pasar Makanan Nabati
Selama bertahun-tahun, tahu lebih dulu dikenal di pasar Inggris. Tahu memiliki fleksibilitas tinggi dalam penggunaannya, baik digoreng, diasap, dipanggang, atau dijadikan campuran dalam sup atau burger. Namun, ketika permintaan terhadap tahu stagnan, tempe muncul sebagai alternatif baru yang menawarkan sensasi berbeda.
Kaya akan protein, tekstur padat, dan cita rasa alami membuat tempe mudah diolah menjadi berbagai hidangan. Selain itu, tempe juga menawarkan manfaat kesehatan yang lebih banyak dibanding tahu. Menurut data penjualan, peningkatan penjualan tempe jauh lebih pesat dibanding tahu. Misalnya, produsen tempe lokal di Inggris seperti Tiba Tempeh mencatat peningkatan penjualan hingga 736 persen dalam setahun terakhir.
Mengapa Tempe Mulai Populer di Inggris?
Popularitas tempe di Inggris dimulai pada 2019 ketika Ross Longton, salah satu pendiri Tiba Tempeh, memperkenalkan merek tempe lokal. Awalnya, usaha ini menghadapi banyak tantangan. Namun, perlahan, tempe mulai menarik perhatian masyarakat Inggris yang bosan dengan produk daging tiruan yang serba olahan.
Tekstur padat, cita rasa khas, dan citra sebagai makanan alami membuat tempe menonjol di pasar alternatif protein. Menurut Longton, kunci kesuksesannya adalah kesederhanaan tempe yang sepenuhnya alami, harga yang lebih murah dibanding produk vegan lainnya, serta kandungan gizi yang tinggi.
Manfaat Kesehatan dari Tempe
Tempe tidak hanya lezat, tetapi juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat utamanya:
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mencegah osteoporosis
- Mengobati diare
- Menjaga kesehatan jantung
- Mencegah penyakit jantung coroner
- Mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan
- Mencegah kanker
- Mencegah anemia
- Mencegah diabetes mellitus
- Mencegah asma
- Mengurangi risiko parkinson
- Menghambat proses penuaan
- Menurunkan kadar kolesterol jahat
- Menurunkan berat badan
- Meningkatkan kinerja otak
- Mengatasi efek flatulensi
- Memenuhi kebutuhan vitamin B12
Selain itu, tempe juga kaya akan isoflavon seperti genistein dan daidzin yang bermanfaat untuk kesehatan otak, meringankan gejala menopause, dan membantu pencegahan kanker. Proses fermentasinya juga meningkatkan nilai gizi karena memecah nutrisi kompleks menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna dan meningkatkan penyerapan mineral penting seperti zat besi, seng, dan kalsium.
Tren Makanan Sehat yang Terus Berkembang
Tren konsumsi tempe di Inggris menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya makanan yang bergizi, berkelanjutan, dan memiliki cita rasa autentik. Tempe bukan hanya sekadar pengganti daging, tetapi juga jawaban atas kebutuhan akan makanan yang sehat dan ramah lingkungan.
Popularitasnya di Inggris bisa menjadi awal dari kebangkitan tempe di panggung kuliner dunia. Dengan peningkatan penjualan yang pesat dan minat konsumen yang semakin besar, tempe mungkin akan menjadi bagian dari gaya hidup sehat di banyak negara.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!