
Fenomena Sound Horeg dan Dampaknya pada Kesehatan Telinga
Sound horeg, sebuah fenomena yang sedang ramai dibicarakan di media sosial, kini menjadi salah satu bagian dari budaya hiburan masyarakat di beberapa wilayah Jawa Timur. Dengan sistem audio besar yang menghasilkan suara menggelegar, sound horeg sering digunakan dalam berbagai acara, bahkan sampai ada yang membuat karnaval khusus untuk menampilkan alat ini.
Meski populer, sound horeg ternyata memiliki dampak negatif terhadap kesehatan telinga. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, berikut adalah empat dampak buruk dari penggunaan sound horeg terhadap kesehatan telinga:
1. Kerusakan Pendengaran Permanen
Tingkat kebisingan yang diperbolehkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah maksimal 70 desibel (dB). Namun, suara dari sound horeg jauh melebihi ambang batas tersebut, mencapai antara 120 hingga 135 dB. Suara ekstrem ini dapat merusak sel rambut halus di dalam telinga, yang berperan dalam mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik yang diterima otak.
Kerusakan pada sel rambut ini bersifat permanen dan tidak bisa diperbaiki. Jika terpapar suara keras secara terus-menerus, risiko tuli sensorineural bisa terjadi. Hal ini sangat berbahaya karena bisa mengganggu kemampuan mendengar seumur hidup.
2. Gangguan Keseimbangan Tubuh
Selain memengaruhi pendengaran, sound horeg juga bisa mengganggu keseimbangan tubuh. Telinga bagian dalam bertugas mengatur keseimbangan tubuh, sehingga paparan suara keras yang berulang kali dapat menyebabkan pusing atau vertigo.
Selain itu, suara bising juga dapat menyebabkan gangguan tidur, stres, kegelisahan, serta meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Ini menunjukkan bahwa efek sound horeg tidak hanya terbatas pada telinga saja, tetapi juga berdampak pada kesehatan secara keseluruhan.
3. Penurunan Konsentrasi
Suara bising yang dihasilkan oleh sound horeg dapat mengganggu kualitas tidur, terutama bagi anak-anak dan lansia. Akibatnya, konsentrasi dan produktivitas mereka menurun. Banyak orang juga melaporkan sakit kepala dan kesulitan berkomunikasi akibat suara yang terlalu keras.
4. Risiko Pecahnya Gendang Telinga
Paparan suara ekstrem secara berkala dapat menyebabkan dengung atau desis meskipun tidak terdengar suara nyata. Selain itu, suara keras ini juga meningkatkan risiko gendang telinga pecah. Keadaan ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kerusakan permanen pada fungsi pendengaran.
Dengan demikian, meskipun sound horeg menjadi hiburan yang diminati, penting untuk memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan. Masyarakat perlu lebih waspada dan bijak dalam menggunakan alat audio yang memiliki intensitas suara tinggi agar tidak menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!