
Kritik Terhadap Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Masohi
Dalam sebuah rapat paripurna DPRD Maluku Tengah, Wakil Bupati Maluku Tengah, Mario Lawalata, mendengar keluhan serius dari Ketua Komisi II DPRD setempatan, Julianus Wattimena. Ia menyoroti buruknya manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi yang dinilai tidak mampu memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
Menurut Wattimena, hingga saat ini, pasien masih diperlakukan untuk membeli obat dan alat kesehatan seperti jarum suntik di luar rumah sakit. Hal ini menunjukkan kekurangan dalam persediaan obat-obatan dan perlengkapan medis di RSUD tersebut.
u201cSudah keterlaluan, obat itu selalu dibeli diluar. Faktanya hari ini obat yang dibeli diluar tidak pakai BPJS resep dari dokter, resepnya tidak bisa diganti. Ini berulang kali saya temui,u201d ujarnya dengan nada kesal.
Ia juga menyampaikan bahwa di Unit Gawat Darurat (UGD), pasien harus membeli obat sendiri, padahal rumah sakit skala besar seharusnya memiliki stok obat yang cukup. Bahkan, ia sendiri pernah membeli jarum suntik di luar rumah sakit, yang membuatnya merasa tidak nyaman dengan kondisi RSUD tersebut.
Selain itu, Wattimena menyoroti masalah pengembalian biaya BPJS. Setelah pasien pulang, tidak ada penggantian biaya yang dilakukan oleh rumah sakit. Ia mengungkapkan bahwa dirinya memiliki dokumen-dokumen terkait hal ini dan meminta Wakil Bupati segera menindaklanjuti.
u201cSaya minta teman-teman dewan untuk mengundang BPJS kesehatan, minta pertanggungjawaban ganti rugi. Jangan seperti ini, pasien bayar BPJS tiap bulan tidak dilayani dengan baik,u201d tegasnya.
Kritik terhadap Tindakan Paramedis
Wattimena juga mengungkapkan bahwa beberapa kali kunjungan Wakil Bupati dan Bupati ke RSUD Masohi, namun faktanya masih ada tindakan paramedis yang dinilai tidak profesional. Salah satunya adalah penanganan pasien yang dipindahkan dari ruangan Mawar ke ruangan Dahlia pada jam 9 malam. Alasannya diklaim karena dokter ahli sedang berada di ruangan tersebut. Namun, faktanya pasien tidak mendapatkan penanganan apapun hingga akhirnya keluar dari rumah sakit.
u201cFaktanya sampai pasien keluar, tidak ada satupun penanganan dan oleh karena itu, manajemen RSUD perlu dievaluasi kembali,u201d tegas Wattimena.
Peringatan untuk Direktur RSUD
Ia meminta agar Direktur RSUD Masohi segera diganti, karena masalah ini sudah disampaikan berkali-kali kepada Bupati maupun Wakil Bupati. Menurutnya, manajemen rumah sakit yang tidak efektif dapat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
u201cSaya minta tindak lanjuti masalah seperti ini. Saya minta pak Wakil Bupati tolong disampaikan Bupati jangan main-main dengan masalah kemanusiaan. Kalau tidak nanti saya yang pimpin orang tua pasien, masyarakat dan tenaga medis (untuk aksi) nantinya,u201d tantang Wattimena.
Masalah Pembayaran Tenaga Kesehatan
Selain itu, Wattimena juga menyoroti masalah pembayaran gaji tenaga kesehatan yang belum terselesaikan hingga saat ini. Menurutnya, jika para tenaga medis tidak dibayar, maka mereka tidak akan mau bekerja. Hal ini akan berdampak langsung pada kualitas pelayanan di rumah sakit.
u201cBagaimana mau ada pelayanan, sementara Nakes tidak mau datang melayani karena tidak dibayar. Saya minta Pimpinan DPRD agar berkoordinasi dengan Bupati untuk mempertegas,u201d tukasnya.
Penutup
Wattimena menegaskan bahwa masalah ini tidak boleh dianggap remeh. Ia memperingatkan agar jangan sampai rakyat diperlakukan dengan buruk.
u201cKita punya rakyat kasihan. Kemarin-kemarin ada pasien yang terpaksa dibawa ke Siloam karena tidak ada penanganan. Saya minta Evaluasi direktur RSUD bila perlu diganti, sampai sudah didemo tapi tidak ada penyelesaian,u201d pungkasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!