
Lengkuas: Dari Bumbu Masakan ke Bahan Obat Modern
Di dapur rumah tangga Indonesia, lengkuas sering kali hanya dianggap sebagai bumbu pelengkap yang digunakan untuk memperkaya rasa masakan seperti gulai atau rendang. Namun, di tangan para peneliti, rempah ini sedang mengalami transformasi besar-besaran. Tidak lagi hanya menjadi bagian dari resep tradisional, lengkuas kini muncul sebagai salah satu kandidat terkuat dalam pengembangan obat modern.
Afi Candra Trinugraha, seorang peneliti dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN, menjelaskan bahwa tanaman bernama ilmiah Alpinia galanga ini menyimpan senyawa bioaktif yang sangat berpotensi dalam dunia kesehatan. Menurutnya, lengkuas mampu menekan mediator inflamasi pada penyakit seperti hepatitis dan arthritis, serta efektif dalam melawan patogen dengan cara merusak membran sel bakteri. Penjelasan ini menempatkan lengkuas dalam daftar rempah berharga yang selama ini sering terabaikan dibandingkan jahe atau kunyit.
Kandungan senyawa seperti galangin, flavonoid, acetoxychavicol acetate, dan minyak atsiri dalam lengkuas memberikan manfaat luar biasa. Senyawa-senyawa tersebut menjadikannya sebagai antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan alami. Dengan kombinasi khasiat ini, lengkuas tidak hanya bermanfaat secara medis, tetapi juga memiliki potensi dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa manfaat lain dari lengkuas antara lain:
- Mendukung kesehatan pencernaan
- Memperkuat sistem imun tubuh
- Membantu menjaga keremajaan kulit
Kombinasi khasiat ini membuat lengkuas menjadi bahan tambahan fungsional yang menarik bagi industri pangan dan farmasi. Afi menilai sudah saatnya masyarakat mengubah pandangan mereka tentang lengkuas. “Lengkuas bukan sekadar bumbu, melainkan bagian dari gaya hidup sehat,” ujarnya.
Potensi Ekonomi yang Menjanjikan
Selain manfaat kesehatan, potensi ekonomi dari lengkuas juga sangat menjanjikan. Industri farmasi dapat mengembangkan obat herbal modern berbasis senyawa bioaktif dari lengkuas. Sementara itu, sektor kosmetik alami juga memiliki ruang besar untuk memanfaatkan ekstrak lengkuas dalam produk perawatan kulit yang semakin diminati oleh generasi muda.
Badan Riset dan Inovasi Nasional telah menjadikan penelitian lengkuas sebagai prioritas utama. Afi menyebut pengembangan produk modern berbasis rempah ini tidak hanya menjawab kebutuhan pasar, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan kesehatan nasional. “Jika dikelola serius, lengkuas bisa menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia,” tambahnya.
Sejarah dan Harapan Masa Depan
Sejarah panjang pemanfaatan rempah di Nusantara memperkuat optimisme terhadap potensi lengkuas. Dari abad ke-16, Indonesia sudah menjadi pusat perdagangan global berkat cengkeh, pala, dan kayu manis. Kini, lengkuas berpeluang menapaki jalan serupa, meski dalam konteks yang berbeda: bukan lagi diperebutkan oleh penjajah, tetapi dikembangkan untuk mendukung industri kesehatan dalam negeri.
Langkah ini juga menegaskan kemandirian Indonesia di tengah ketergantungan dunia pada bahan baku farmasi impor. Jika riset berhasil membuahkan produk komersial, lengkuas dapat membuka rantai ekonomi baru, mulai dari petani rempah, laboratorium riset, hingga industri farmasi dan kosmetik.
Dari ladang-ladang di pelosok negeri, lengkuas kini memikul harapan besar. Rempah yang dulu hanya menjadi penghuni setia ulekan dapur, bisa jadi akan menjadi salah satu penopang masa depan kesehatan nasional—dan mungkin, simbol baru kejayaan rempah Indonesia di era modern.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!