Setelah Ekspor Udang, FDA Temukan Kontaminasi Radioaktif Bumbu RI

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Temuan Kontaminasi Radioaktif pada Produk Indonesia oleh FDA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) kembali menemukan adanya kontaminasi zat radioaktif sesium-137 (Cs-137) pada produk rempah-rempah asal Indonesia. Temuan ini terjadi setelah pengecekan terhadap cengkeh yang dikirimkan oleh perusahaan PT Natural Java Spice ke California. Akibatnya, FDA memblokir impor seluruh rempah-rempah dari perusahaan tersebut.

Perusahaan PT Natural Java Spice (NJS) telah melakukan ekspor sekitar 200.000 kilogram cengkih ke AS sepanjang tahun ini. Meskipun kadar Cs-137 yang terdeteksi masih jauh di bawah ambang batas perlindungan kesehatan, FDA tetap menganggap temuan ini serius. Lembaga tersebut menegaskan bahwa paparan jangka panjang terhadap makanan yang tercemar radioaktif dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.

Pada Agustus lalu, FDA juga mendeteksi kontaminasi Cs-137 pada produk udang beku yang diekspor oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS). Perusahaan ini merupakan salah satu pemasok terbesar di AS dan telah mengirimkan 38 juta kilogram udang dalam setahun terakhir. Dengan temuan ini, FDA memutuskan untuk memperketat pengawasan terhadap semua produk asal Indonesia, baik rempah maupun seafood.

Seluruh produk dari dua perusahaan Indonesia tersebut akan ditahan hingga ada bukti perbaikan. Tidak menutup kemungkinan daftar larangan akan diperluas jika ditemukan pelanggaran baru.

Penyelidikan oleh Bapeten

Koordinator Komunikasi Publik Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Abdul Qohhar, menjelaskan bahwa Bapeten telah melakukan investigasi lapangan terkait paparan Cs-137 pada produk cengkeh. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa paparan masih berada dalam rentang normal atau background. Selain itu, radionuklida alami seperti K-40 juga teridentifikasi.

Tim Bapeten telah mengambil sampel dan melakukan tes usap, yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk pengujian lebih lanjut. Sampai saat ini, hasil pengujian belum dirilis. Dalam penyelidikan ini, Bapeten juga menemukan paparan Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, tempat PT BMS beroperasi.

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa laju dosis radiasi tertinggi terdeteksi di PT PMT, sebuah industri peleburan logam stainless steel. Material terkontaminasi berupa kepingan logam seberat 700 kilogram sudah direlokasi dari lapak besi bekas ke PT PMT. Seluruh area telah dipasangi rambu bahaya radiasi dan perimeter pengamanan.

Komitmen Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan

Deputi Pengkajian dan Keselamatan Nuklir Haendra Subekti menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memastikan setiap tahapan penanganan dan pemindahan zat radioaktif dilakukan secara tepat dan terukur. Keselamatan petugas, masyarakat, serta perlindungan lingkungan hidup menjadi prioritas utama dalam proses ini.

Sebelumnya, pihak pemerintah, termasuk Bapeten bersama KLH/BPLH dan BRIN, telah melakukan koordinasi penanganan material terkontaminasi. Sinergi dengan KBRN Brimob dilakukan untuk memastikan langkah penanganan dan pemindahan berjalan tepat sasaran dan aman.

Informasi Tentang Cesium-137

Cesium-137 (Cs-137) adalah isotop radioaktif yang muncul akibat aktivitas nuklir seperti bom nuklir, uji coba, operasi reaktor, dan kecelakaan nuklir. Zat ini tersebar luas di seluruh dunia dalam jumlah kecil, termasuk di tanah, makanan, dan udara. Paparan dengan kadar rendah dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu.